Monday, December 20, 2010

Ruang

Kadang ruang berarti membuka kesempatan bagi sejuta satu pertanyaan. Pilihan atas puluhan persimpangan yang telah terlewati dan kini terasa salah tanpa tahu dimana. Mungkin ruang tak seharusnya ada. Cukup jalani hidup sebagaimana adanya. Tanpa perlu bertanya pun menginginkan apa yang tak ada.

Thursday, December 16, 2010

Kunang-kunang

Alunan yang mampu membawaku sekejap ke lalu. Pada bayangan sunyi dan salju. Benang merah yang tercipta pada suatu waktu kemudian menjadi abadi karena diputar berulangkali, menciptakan mantra dalam lipatan sel kelabu. Kadang ia membawa tenang, namun tak jarang ingatan itu memunculkan pertanyaan tentang pencarian. Pertanyaan yang hingga kini masih menggantung tak tentu.

Gamang tak berarti tanpa tindakan. Aku pantang melanggar kata yang telah tertaut. Membuat orang lain kecewa sama sekali tak ada dalam cerita. Tapi kadang aku bimbang dalam menentukan target. Kerja keras berapa malam, tapi tak jua merasa puas. Dahaga yang rasanya bisa membuat gila. Ah, mungkin aku hanya kurang tidur saja.

Saturday, December 11, 2010

Galau

Hei kau ... kenapa tak juga berhenti membuat galau
Dengan kata-kata yang hanya membuat luka,
tak bisakah kau belajar berbudaya?
Karenamu aku belajar cara untuk lupa,
agar lalumu tak lagi mengangguku
Kuharap dengan itu kita semua bisa belajar untuk menjadi lebih baik
Karena hadirku hanya menjadikanmu ngilu ...

Saturday, November 20, 2010

Malam!

Hai malam, sudah lama kita tak bercengkrama. Kuharap kau sudah berhenti mengejar mentari. Bukan saja kau mengejar sesuatu yang muskil, namun bagaimana mungkin kau jatuh hati pada sesuatu yang menandakan ketiadaanmu? Aku tahu menghentikan apa yang menjadi hasrat hidupmu seperti menghentikan kehidupan itu sendiri tapi apa lagi yang bisa kulakukan untuk mencegah kegilaan ini. Kegilaan yang perlahan menulariku seperti setetes racun dalam pembuluh darah. Tidak mematikan, tapi jelas membawa sesuatu yang jahat ...

Apa aku yang terlalu terombang pada nyanyian duniawi. Lirik-lirik memabukan yang mampu membuat alfa. Entahlah, kadang semuanya terasa begitu cepat tanpa bisa dihentikan. Gamang

Friday, July 09, 2010

Pilihan!

Kadang berbaur hanya menjadi pembenaran untuk tak setia, pembenaran atas hati yang mendua. Tapi bagaimana jika baik adalah mendua itu sendiri? Tidak bergantung pada satu yang fana, melainkan semua sebagai perwujudan satu yang Hakiki.

Wednesday, May 12, 2010

Kangen

Baik tak selalu cukup, perlu... tapi tidak cukup. Dan hal itu senantiasa menciptakan lubang yang tak henti mencari keping untuk membuatnya paripurna. Ah, tak kuduga akhirnya rasa itu datang juga. Setelah sekian bulan merasa baik-baik saja, mendapatkan perhatian begitu rupa, ternyata membuat pertahanan sia-sia. Bukan sulit yang membuat hidup rumit, namun ketika baik menyapa dan mengingatkan perasaan hangat yang sangat akrab.

Mungkin ini tentang budaya. Baik yang tetap terasa hambar karena terlalu logis. Mencoba untuk tetap di garis meski kadang terasa teriris.

*tampak terkena gejala homesick*

Saturday, May 08, 2010

Penuh

Dari kehidupanku yang penuh dengan loncatan-loncatan, ada satu yang selalu aku pegang: penuh. Jika kau telah memilih, maka lakukanlah itu secara utuh. Bukan karena kata tak bisa ditarik kembali, tapi lebih agar kau bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi sempurna. Tentu saja ada kemungkinan bahwa pilihan itu tak berjalan sebagaimana rencana, saat itu kau bisa mengatakan tidak. Memutuskan bahwa pilihanmu telah mengantarkanmu pada satu titik, dan tidak adalah sebuah pilihan lain yang kau buat dengan kesadaran penuh.

Kadang aku suka heran dengan orang yang mengatakan ingin mencapai bulan namun tak pernah melangkah dari nyaman. Jika memang ingin pergi, buatlah tapak-tapak kecil yang akan mengantarkanmu pada titik itu. Meski akhirnya kau hanya sampai seperseratus jarak yang dibutuhkan, setidaknya kau sudah beranjak. Mungkin ingin itu hanya imaji yang akan rusak jika kau mulai beranjak. Seperti kisah penjual teh di bukit yang membiarkan imajinya tertanam di dunia mimpi. Menghilangkan peluang bahwa realitas akan memakan imaji yang menghangatkan kehidupan.

Thursday, February 25, 2010

Lalu

Beberapa pesan singkat kembali membawaku ke lalu. Lucu bagaimana sebait kata bisa membawa imaji melesat jauh. Apa yang terjadi pada waktu? Bagaimana ia bisa menciptakan begitu banyak ruang? Begitu banyak hal terjadi semenjak irisan terakhir kali. Ribuan persimpangan yang tergenapkan dengan pilihan.

Bagaimana jika aku kembali dan mengubah salah satu jawaban, apa yang terjadi pada kini?

Ah, selalu menyenangkan mendapatkan kabar dari lalu

Saturday, January 30, 2010

Waktu

Tak terasa dua bulan nyaris berlalu. Baru kemarin rasanya semua hiruk pikuk itu kulewati. Kini awam menjadi teman. Segala hal yang mulanya asing perlahan menampakan sisi lain. Regularitas baru, tantangan dan beragam orang yang mulanya tak pernah kubayangkan. Menikmati saat-saat naik sepeda menembus salju tanpa terganggu asap knalpot atau udara segar tanpa asap rokok yang membuat baju bau dan napas sesak. Kota tanpa sampah bertebaran atau kantong plastik dari supermarket. Lalu lalang manusia yang senantiasa mengucap sapa kala berpapasan di jalan. Dunia tampak begitu damai dan penuh pengharapan.

Akhir minggu adalah saat semua meninggalkan pekerjaan. Jalan-jalan ke kota dengan sepeda. Menembus hawa dingin dengan cengkrama hangat penuh tawa. Belanja keperluan seminggu, melihat-lihat baju dan diakhiri dengan makan di sebuah restoran. Minggu main badminton. Aktivitas lain yang membuat hidup tak hanya monoton di depan laptop untuk menonton.

Ah, dunia memang senantiasa memiliki kode rahasia untuk disibak bukan?

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...