Ngga tau mau ngasih judul apa, daripada bingung memikirkan judul, mending langsung aja tulis apa yang kepikiran di kepala. Hmm... pikir-pikir mengikuti gaya Word dalam memberi judul kalau mau di-save. Sederhana, ngga peduli kalau akhirnya isi dengan judul ngga nyambung, itung-itung kejutan. Bukannya itu seninya memberi kado, bungkusnya lucu, isinya siapa tau. Aku koq malah ingat kado ultah ku yang ke-17. Bungkusnya manis banget, eh.. isinya kodok idup, hii...
Sekarang aku lagi menunggu kereta jam 8.25. Setelah tiga hari di serpong berlibur dari teknologi. Hp mati karena ngga bawa charger, koneksi internet di rumah juga lagi bermasalah, jadi otomatis aku terhindar dari segala informasi dan juga panggilan-panggilan tugas. Hehehe seakan-akan sibuk. Aku suka dengan distorsi, dan menghindarkan diriku dari distorsi juga merupakan sebuah distorsi sendiri. Koq jadi memblunder ya, kaya kalau aku bilang semua orang adalah pembohong. Aku adalah orang, so'..
Eh iya, distorsi bagiku analog dengan ketidaklaziman. Jadi kemarin aku baru dapat kiriman jurnal sepanjang 76 halaman yang di-scan satu per satu. Bentuk file-nya dipenuhi bagian-bagian hitam karena hasil scan-an. Wah, aku klepek-klepek berat, karena ada orang yang baik banget. Kebayang kan, dari jurusan sosiologi, nyari perpus matematika di universitas Colombia, trus udah dapat jurnal, di scan satu per satu, di compile dalam bentuk pdf, trus dikirim menjadi sebuah file berukuran 6 mega lebih. Dan bagian paling manisnya adalah aku baru aja kenal.
Hmm... menikmati pagi yang cerah, di lantai 13, berlatar monas, dengan hati gembira:)
No comments:
Post a Comment