Sebuah titik dalam sel abu-abu... Nyaman yang dirajut oleh keteraturan dan kini perlahan semuanya menderas ke titik tak disangka. Ia kehilangan pijakan. Bagaimana jika semuanya sama tapi tak lagi berasa sama? Hal-hal yang dulu terasa sempurna namun tak ada lagi dirinya dalam gambaran? Tersenyum bagaimana presentasi serius kemarin mengisahkan apa yang tengah ia alami sekarang ini: do not depend on its form rather function. Hatinya tak lagi di sana...
Mengharapkan orang lain mengerti berarti membiarkan ia larut dalam nyaman. Sesuatu yang mungkin akan menghancurkannya dalam waktu panjang. Bom waktu telah dijalankan dan tak ada jalan untuk kembali selain pergi.
Hanya ada dua pilihan: menjalani kondisi yang tidak menguntungkan ini dengan menggerutu sepanjang hari atau mencari segala hal menyenangkan yang membuat kuat. Pilihan kedua ternyata mengantarkannya pada jejaring padat di luar orang-orang yang berada di sampingnya selama ini. Orang-orang yang mendengarkan mimpi dan menyemangatinya untuk hal itu...
Tersesat? Salah tempat?
2 comments:
ketika engineers merindukan mathematicians :))
dan hasilnya an accepted abstract :) keren euy
Post a Comment