Sunday, February 10, 2013

Buku & Kata

Sudah lama rasanya tak menamatkan buku dari ujung satu ke yang lain. Entah karena aku cenderung membaca cepat, atau alur yang terlalu lambat hingga membuatku tergoda untuk melewatkan bagian tengah. Pun dengan buku-buku kuliah yang membuat kepala pening. Biasanya aku mengambil jalan tengah. Mencari seseorang yang telah merangkum (atau mengkritisi) buku tersebut. Cukup dua versi: pujian dan makian, dan aku akan mendapatkan gambaran kasar tentang apa yang ada di dalam. Kalau belum cukup, biasanya aku menggunakan versi elektronik untuk mencari pemahaman mengenai konsep-konsep yang aku butuhkan. Dengan begitu banyak buku yang harus aku baca, membaca merupakan kemewahan. Aku tak bisa lagi memuja kata sebagaimana yang dulu acap aku lakukan. Membaca menjadi kewajiban dan kadang itu menggerusku perlahan.

Tulisanku pun menjadi egois. Aku tak lagi peduli untuk dipahami. Kata menjadi ruang untuk menumpahkan apa yang ada di benak tanpa peduli apakah ada yang mengerti atau hanya menambah bit-bit dalam dunia maya. Kadang aku bertanya-tanya, apakah irisanku dengan dunia kata wujud dari sesuatu yang pernah menjadi mimpiku? Aku tak tahu. Rasanya mimpi bisa tumbuh dan berkembang. Seperti halnya bunga atau beruang. Mereka bisa hibernasi di musim dingin untuk kembali berkembang di kala semi. Mimpi bisa tidur untuk kemudian bangkit kembali.

2 comments:

Warastuti said...

Berandai berapa banyak buku dapat menambah koleksi yang mengena di hati, berapa kata akan mengalir, berapa cerita akan dituliskan...

Cheshire cat said...

berandai bis amenulis buku yang bisa membuat orang tertawa dan bahagia

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...