Monday, August 25, 2014

Kemala

"Jadi kamu inginnya yang seperti apa La?" tanya Rana.
"Aku ingin dijinakkan Na. Perlahan, hingga aku merasa nyaman dengan orang itu."
"Tapi kamu ngga pernah memberi kesempatan orang lain untuk masuk. Kamu terlalu asyik dengan imajimu dan mungkin kamu jatuh cinta pada sebuah imaji yang tak pernah ada."
Kemala memainkan daun mint dalam gelas di hadapannya. Ia tak tahu harus menjawab apa.
"Kamu mau aku kenalin ngga dengan temanku. Dia juga lagi nyari," sambung Rana.
"Kamu tahu kan Na perasaanku tentang hal itu. Tiap kali aku diperkenalkan dengan orang lain, aku merasa terjebak. Dan biasanya dia akan menganggap aku tertarik, padahal aku cuma mencoba menjadi orang baik."
"Yah, jangankan orang yang baru kenal kamu La. Aku saja meski mengenalmu lebih dari sepuluh tahun masih kesulitan untuk meraba perasaanmu. Kamu selalu terlihat baik-baik saja."
"Mungkin karena itu aku masih belum melupakannya."
"Andre?"
"Iya, dia selalu tahu kalau aku sedang gundah."
"Jadi kamu mengharapkan seseorang yang bisa membaca pikiranmu?"
"Iya Na, hahaha."

No comments:

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...