Sebel. Tadi abis nunggu orang ampe 45 menit, dan akhirnya aku nyerah. Bukan salah dia sepenuhnya sih, gara-garanya aku dikasih janji dengan keterangan Jum'at atau Kamis. Dalam matematika, kata "atau" berarti premis bernilai benar jika Jum'at benar, Kamis benar, atau keduanya benar, dan dalam kasus janjian artinya peluang aku datang di saat yang tepat sangat kecil. Ok, untuk mempersempit masalah, aku gunakan asumsi: tidak mungkin di luar jam kerja. Artinya, aku masih harus nyari kemungkinan ketemu diantara 18 jam yang ada(8pagi-5sore), dikurangi waktu istirahat siang, jadi kira-kira 16 jam.
(Woi, Yut, kan ada teknologi bernama hp?) Aaargh! Masalah pertama, aku ngga tau juga ketemu orang itu buat apa. Soalnya tingkat perkenalanku dengan dia statusnya second degree friend. Kedua, waktu ama orang TU-nya disuruh dateng jam1 karena ketika pagi-pagi aku kesana orangnya belom ada, ternyata jam1, orang itu harus ngajar. Waktu aku nanya ke TU-nya, jawabannya, "Oh, kuliahnya memang biasa telat koq." Gila, masa telat aja ampe udah dijadwalin segala, dan yang lebih gilanya lagi, orang yang bersangkutan ada kaitannya dengan sektor kebijakan.
Versi positif thingking: ini namanya dinamika Yut, dalam sebuah sistem diperlukan kejutan-kejutan yang membuat sistem itu kreatif. Aaaargh! Gimana mau kejutan, wong telatnya udah jadi kebiasaan koq. Versi negatif thingking kayanya udah tertulis semua di atas. Anehnya, ketika orang Indon ke Luar Negeri, mereka bisa koq tepat waktu atau membuang sampah pada tempatnya, pas balik aja semuanya jadi acak kadut seperti biasa.
Aku jadi inget pepatah: "Dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung." Persis banget keadaannya dengan masalah jam karet dan kesadaran akan kebersihan. Isn't it just great(with an ironic thone)?
No comments:
Post a Comment