Monday, November 10, 2008

Pemimpi

Ia tertawa... renyah
Hey, seharusnya aku yang tertawa. Bukan kau! Kau dengan mimpimu yang seolah menantang dunia.

Entah kenapa tawanya menular. Mimpi yang terasa muskil itu kini tampak sedikit lebih nyata. Hanya sedikit. Tapi itu sudah cukup.

Mmm... mungin aku sudah jadi gila.

No comments:

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...