Thursday, May 07, 2009

Rangga

Episode sebelumnya: Kemala memutuskan untuk meninggalkan keduanya. Bagi Kemala tak mungkin memilih cahaya tanpa kegelapan, karena kegelapan bukan lawan dari cahaya melainkan ketiadaan...

Untuk kali ini saja, ia ingin tak selalu mengikuti ingin tahunya. Bagaimana munkin ia hidup dengan mengetahui bahwa satu-satunya cara untuk membuktikan cintanya adalah dengan pergi? Kesadaran itu mengantarkannya pada ingatan beberapa waktu silam. Saat ia tertawa ketika ada yang mengisahkan cinta platonik. Cinta terlalu egois untuk berjarak. Nol atau satu. Memiliki atau lenyap. Tanpa kenangan ataupun hubungan yang harus dipertahankan. Namun kini ia memilih setengah. Mengawasi dari jauh, memastikan bahwa Kemala baik-baik saja tanpa wujud. Satu-satunya penebusan akan apa yang telah dilakukannya.

Sayang ini bukan fiksi. Penafian diri karena tak bahagia bersama. Ada kisah yang terus berjalan meski tak dituliskan. Kalau dulu ia berhasil sembuh dengan keyakinan akan memperoleh Kemala kembali, maka kini ia hidup untuk menyembuhkan candu yang bahkan nyaris membuatnya gila: Kemala.

Mungkinkah luka yang telah menganga lebar bisa disembuhkan? Ia berharap bisa. Andaikan ia bisa menebus semua tangis dan waktu yang hilang itu, ia akan melakukannya. Tapi hati tak mengenal perhitungan matematis bukan? Kau tak bisa berjanji akan menaklukan bumi dan berharap mendapatkan sebuah hati sebagai balasan. Ia berharap dapat mengulangi semuanya dari awal. Tanpa zat terkutuk. Tanpa pemberontakan. Hanya sebuah irisan yang mengantarkan Kemala yang usai dengan pencariannya dan Rangga yang telah menemukan semesta hidupnya. Kembali.

1 comment:

Anonymous said...

uughhh, rangga... sama cgthecodegirl aja yu? :D

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...