Sunday, November 25, 2012
Tentang Dia
Entah kenapa aku tak tahu apa yang kurasa tentang dia. Aku senang ketika dia tanpa alasan duduk di ruangan dan berbagi udara yang sama. Bingung ketika dia mengucapkan terlalu banyak kata maaf karena mengambil waktuku, seakan kebersamaan bisa diciptakan oleh satu orang saja. Ketika kami berdua menafikan pola dan perbandingan, batasan biasa tak lagi bermakna. Terlalu dekat menjadi relatif dan ketika semua tanda merujuk pada satu arah, aku rasa hanya hati yang bisa menjawab.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Untuk Papa
Papa … Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat Tapi jasa papa tetap melekat Hangat itu tetap mendekap ...
No comments:
Post a Comment