Entah sejak kapan ruang ini menjadi tempat untuk menuangkan asa tanpa bentuk. Aku kehilangan cerita mengenai keseharian dan rupa. Tentang orang-orang yang aku temui sepanjang jalan, sapa ataupun orang yang membukakan pintu. Mungkin aku terlalu banyak membaca buku teori hingga imajiku mewujud dalam matriks. Hari ini lagi-lagi aku tak berhasil melangkahkan kaki menuju tempat kerja. Sedang tak ingin bercengkerama dengan manusia. Rupanya kemampuan sosialku menyusut hingga ke titik nadir. Akhirnya aku habiskan hari dengan mengurung diri di kamar.
Kemarin hari terakhir berkuda dan mau tak mau aku harus mengucapkan selamat tinggal. Kata yang tak pernah mudah dan meski aku sudah berulang kali aku ucapkan perasaan sedih itu tak pernah hilang. Ketika hidupmu beririsan dengan orang lain, ada sebagian dari dirimu yang berubah dan itu membuat perpisahan menjadi berat. Dan tentu saja dengan tipikal melankolis sepertiku, perasaan itu terasa seratus kali lebih berat.
Menulis tesis rasanya seperti memegang bara. Rasanya ingin kubuang jauh-jauh tanpa pernah perlu kulihat lagi ... Aku kehilangan minat pada arah tesisku. Ingin mengakhirinya dan membuka lembaran baru. Mencoba berhenti menjadi pengecut dengan tidak menyalahkan siapa-siapa tapi kadang selalu lebih mudah menjadi yang termuda. Seperti dalam pertemuan minggu lagu atau percakapan di dunia maya ketika semuanya baik-baik saja.
Ah, aku akan berhenti mengeluh dan mencoba mengakhiri perjalanan yang telah kumulai hampir empat tahun silam ...
No comments:
Post a Comment