Saturday, November 30, 2019

Expat

I never imagine that someday I am going to be an expat. But now, here I am, being one, and love being one. When I returned to Indonesia several years ago, I thought I was going to settle down, raised a family, got a stable job and stayed in one particular place. None of the plan worked out, so here I am on the road again, not knowing where I am going to be for the coming years. 

Am I worry? Somehow, I already pass that question. I am open to what life throw at me, while trying to be grateful to whatever I have. I have stopped the what-if game long time ago, although I somehow keep making a big decision after I end my relationship with someone. The thing about place is that it gives you trace of memories. The best cure for me is to move to another place, meet new persons and kind of re-finding what I want in life.

While I am wondering what makes the people in the hiring process chose me, I am grateful to get the job. Sometimes, moving places mean you have to negotiate your comfort zone to fit in. But in this new position, I feel I can be who I am. The chemistry is great as well, I love the whole group and how we kind of try to always protect each other. Days in the office feel like a blink since it fills with laughter and fun. 

Wednesday, September 04, 2019

Semesta

"Apa kau harus pergi?"
"Beri aku dua tahun. Setelah itu aku akan kembali padamu."
"Bagaimana bisa kau mendahului waktu? Apakah dirimu yang nanti masih akan memiliki perasaan padaku? Akankah dirimu nanti berkhianat pada dirimu yang sekarang?"
"..."
"Kau tidak bisa menjawab bukan?"
"Kei, please."
"It makes the two of us, Bintang. I can't promise my feeling for you will be the same. I love the way you make me feel special. Being around you makes me happy. However, if you feel that my presence suffocates you, I am not sure time is the answer. The way you feel justifies that we are not meant for each other."
"Don't say that. I love you."
"But what is love, really?"
"I cannot get enough of you ..."
"Yet you choose to go away."
"To become a better person for you."
"Yeah, right."

Dua tahun berlalu sejak percakapan itu. Sejak itu aku tak pernah bertemu dengannya lagi. Ia melanjutkan sekolahnya ke Inggris, dan setahun berikutnya aku pergi Canada meninggalkan semua kenangan yang pernah ada di Indonesia. Kadang ketika kau kehilangan, sebuah kota bisa menjadi terlalu pekat dengan kenangan. Jalan-jalan yang biasa kau lalui bersama jadi terasa begitu menyedihkan. Makanan yang kau makan dan kau pinta dia habiskan jadi terasa hambar. Bagaimana mungkin kau bisa hidup di suatu tempat di mana udara dan rasa seolah meneriakkan namanya. Kau berpikir pindah kota, tapi bagaimana kau bisa menghindar dari rasa? Belum lagi kesukaan kalian yang sama. Perjalanan di toko buku maupun perpustakaan jadi seperti opera kenangan yang memekakan semua indra.

Berada di negara lain memberimu awal baru. Semua indramu mulai menyerap semua pengalaman baru. Bahasa, hawa dingin, jadwal kuliah, transportasi umum. Jalanan, makanan, aroma, semua berbeda.

Wednesday, August 28, 2019

Jack

" ... of all trades, master of none."

Beralih dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain maupun dari satu bidang ke bidang lain membuatku memahami banyak hal, bisa beragam metode tanpa ada satu keahlian yang mendalam. Saat aku melakukan studi undergrad di bidang matematika, aku lebih aktif di kegiatan tulis menulis. Agar bisa menulis, aku banyak membaca buku-buku sosial. Mungkin karena selama SMA, aku tinggal di asrama, masa kuliah menjadi salah satu masa pencarian arti hidup. Well, mungkin kata-kata itu terlalu besar tapi yang jelas, aku jadi lebih memperhatikan ilmu sosial daripada matematika. Programming atau persamaan matematika berasa seperti sebuah kisah dari dunia lain yang relevansinya tidak berasa dengan pergolakan batin yang waktu itu aku rasakan. Apalagi dengan segala bacaan sosial saat itu, menjadi heroik seperti ikut demonstrasi dan meneriakan yell-yell perlawanan tampak menjadi hal paling relevan saat itu. Untung saja di kuliah tingkat akhir, tugas lebih banyak bersifat proyek sehingga aku lebih leluasa mengatur waktuku. Dan banyak kecupuan ngoding dimaafkan karena aku lebih baik dalam hal abstraksi dibandingkan hal detail (and look how this tendency reflects in my whole life).

Lebih dari satu setengah dekade kemudian, aku mulai tertarik kembali dengan pemrograman. Mungkin ini disebabkan oleh ketertarikanku pada pola. Orang seringkali melekatkan pola pada data kuantitatif (time series data, frequency, you name it-lah) padahal pola itu ada di semua elemen kehidupan seperti golden ratio dan behavior science. Perulangan, kecenderungan seseorang memilih sesuatu, semuanya melekat pada sejarah hidup orang tersebut. Hal ini menyebabkan aku jadi sangat sulit untuk men-judge seseorang karena perbedaan sejarah hidup aku dan orang lain yang menyebabkan nilai-nilai atau landasan orang lain dalam mengambil keputusan menjadi berbeda denganku. Who am I to judge? Mungkin ini yang membuatku susah untuk menjadi seorang bos karena aku selalu melihat semua sisi hingga pada akhirnya tidak ada yang salah. On another note, orang-orang yang ada dalam hidupku, juga banyak yang melihatku dengan cara serupa. Akibatnya, banyak orang lain yang memandang hubungan tersebut sebagai spoiled love instead of though love that is needed for someone to grow.

Kembali ke programming, sekarang aku lagi seneng dengan teks analisis. Aku lagi mencoba mengembangkan tools untuk bisa membuat kesimpulan atas semua yang aku baca. Sekurangnya, aku bikin sistem databaseku dulu pakai R. Kalau dulu aku sempat berkenalan dengan atlas.ti (sejenis NVIVO). Nah sekarang aku mau coba pakai RQDA untuk mengorganisir semua dokumen baca aku. Kayanya sekarang ini aku harus mulai belajar strategis dan efisien.

Maybe, at some points, all the things that I've learned become handy ... math, social science, models, all methods, technique ... Meanwhile, I am quite happy with where I am right now. So I am good.

Wednesday, July 03, 2019

Separuh

"Beri aku ruang ..."
"Kau mau sendiri?"
"Tidak, beri aku ruang untuk mencintaimu. Biarkan aku memperjuangkanmu seperti kau memperjuangkan aku ... sehingga jika salah satu diantara kita lelah, kita bisa saling menguatkan. Temui aku separuh jalan, karena aku akan berjuang untuk bisa berada di sana. Jangan kau kejar aku, tapi minta aku untuk menemuimu."
"Aku tidak mengerti."
"Aku senang ketika kau membuat rencana-rencana untuk kita. Ketika kita berjalan bersama menyusuri tempat-tempat baru. Tapi belakangan kau membuat keputusan-keputusan yang menurutmu baik untukku. Aku tersesat dengan dirimu yang sekarang. Aku tahu yang kau lakukan untuk kebaikanku, tapi aku merindukan kita yang dulu. Saat aku menantikan rencana-rencana pertemuan kita dan tidak menunggu rutinitas yang kau ciptakan untukku."

Dan tampaknya aku masih berharap menemukkan orang yang memberikan ruang untuk mencintai. Beberapa bilang sayang tanpa pernah bertemu, entah karena rupa, kata atau segala imaji lainnya. Beberapa lainnya, abai dengan segala sapa. Kalau tidak mau separuh jalan, buat apa dipertahankan.

Sunday, March 17, 2019

Love Yourself First

Five months trying to make it works and one day to destroy all the effort. My track record turns from bad to terrible. I think one of the biggest in a relationship is you put the other person as a missing piece in your life. You want him to behave in a certain way and he will somehow completes you. In your mind, you think finding is the end whereas the truth is finding is a continuous process of adjusting, especially since you only know the other for a very short period. The ironic part of this relationship is that I continue to understand him better whenever we ended up in a fight. The fighting drained me, although it answers many questions that I have about him. I just realize we have different ways of expressing our feelings and these expressions are rooted in our historical upbringing. He acted nonchalantly on things that matter for me and vice versa. And I just realized this after our last big fight that ends everything.   

Sometimes, you want other person to fix you, but it will never work. Love yourself first and then your happiness will attract the right person.

Thursday, March 07, 2019

Biner

Mungkin yang membuat semuanya rumit adalah karena aku menganggap hubungan sebagai fungsi biner. Ketika aku komitmen terhadap sesuatu, aku akan melakukannya sepenuh hati. Hal ini menjadi rumit ketika komitmen ini terkait dengan hal atau orang lain. Ada hal yang aku anggap biasa ternyata tidak buat orang lain. Dan pada akhirnya menjalin hubungan dengan orang lain adalah mengenai compatibility, apakah hal-hal yang aku inginkan membuatnya nyaman dan sebaliknya. Tidak ada yang benar atau salah, hanya apakah yang aku inginkan sama dengan dirinya. Apakah aku mau menginvestasikan perasaan kalau tiap kali mencoba berbicara tentang hal itu selalu dialihkan dengan topik lain.

Sunday, January 20, 2019

Kepada Seorang Kawan

Dear kawan,
Bagaimana kabarmu sekarang? Sudah setahun lebih aku tak mendengar kabar darimu. Kita pernah begitu dekat tapi rupanya kita berdua kalah oleh jarak. Semenjak aku kembali, tak ada lagi kita, hanya ada kamu dengan keseharianmu dan aku yang masih mencoba mendefinisikan apa yang aku inginkan. Kadang aku masih terperangkap dengan segala perandaian, bagaimana jika aku mengambil keputusan yang berbeda, akankah kau masih menjadi bagian dari hidupku?

Kau tahu, seorang teman dekatku pernah berkata kau hanya boleh memilih satu, karir atau cinta. Aku kira dengan memilih apa yang aku lakukan sekarang, aku memilih cinta. Tapi rupanya hidup tak berjalan seperti itu, kau tak bisa mensabotase salah satu bagian hidupmu agar kau sukses di bagian lainnya. Alih-alih sukses dalam cinta, kau hanya akan membawa kegelapan pada orang-orang yang kau temui.

Karena itu, aku tidak akan lagi membatasi langkahku dengan posisi-posisi sementara agar aku bisa lebih mudah menyesuaikan diri dengan calon suamiku nanti, tapi aku akan melakukan sesuatu yang aku inginkan. Kalau memang jalannya, Allah akan membuatnya mudah.

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...