" ... of all trades, master of none."
Beralih dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain maupun dari satu bidang ke bidang lain membuatku memahami banyak hal, bisa beragam metode tanpa ada satu keahlian yang mendalam. Saat aku melakukan studi undergrad di bidang matematika, aku lebih aktif di kegiatan tulis menulis. Agar bisa menulis, aku banyak membaca buku-buku sosial. Mungkin karena selama SMA, aku tinggal di asrama, masa kuliah menjadi salah satu masa pencarian arti hidup. Well, mungkin kata-kata itu terlalu besar tapi yang jelas, aku jadi lebih memperhatikan ilmu sosial daripada matematika. Programming atau persamaan matematika berasa seperti sebuah kisah dari dunia lain yang relevansinya tidak berasa dengan pergolakan batin yang waktu itu aku rasakan. Apalagi dengan segala bacaan sosial saat itu, menjadi heroik seperti ikut demonstrasi dan meneriakan yell-yell perlawanan tampak menjadi hal paling relevan saat itu. Untung saja di kuliah tingkat akhir, tugas lebih banyak bersifat proyek sehingga aku lebih leluasa mengatur waktuku. Dan banyak kecupuan ngoding dimaafkan karena aku lebih baik dalam hal abstraksi dibandingkan hal detail (and look how this tendency reflects in my whole life).
Lebih dari satu setengah dekade kemudian, aku mulai tertarik kembali dengan pemrograman. Mungkin ini disebabkan oleh ketertarikanku pada pola. Orang seringkali melekatkan pola pada data kuantitatif (time series data, frequency, you name it-lah) padahal pola itu ada di semua elemen kehidupan seperti golden ratio dan behavior science. Perulangan, kecenderungan seseorang memilih sesuatu, semuanya melekat pada sejarah hidup orang tersebut. Hal ini menyebabkan aku jadi sangat sulit untuk men-judge seseorang karena perbedaan sejarah hidup aku dan orang lain yang menyebabkan nilai-nilai atau landasan orang lain dalam mengambil keputusan menjadi berbeda denganku. Who am I to judge? Mungkin ini yang membuatku susah untuk menjadi seorang bos karena aku selalu melihat semua sisi hingga pada akhirnya tidak ada yang salah. On another note, orang-orang yang ada dalam hidupku, juga banyak yang melihatku dengan cara serupa. Akibatnya, banyak orang lain yang memandang hubungan tersebut sebagai spoiled love instead of though love that is needed for someone to grow.
Kembali ke programming, sekarang aku lagi seneng dengan teks analisis. Aku lagi mencoba mengembangkan tools untuk bisa membuat kesimpulan atas semua yang aku baca. Sekurangnya, aku bikin sistem databaseku dulu pakai R. Kalau dulu aku sempat berkenalan dengan atlas.ti (sejenis NVIVO). Nah sekarang aku mau coba pakai RQDA untuk mengorganisir semua dokumen baca aku. Kayanya sekarang ini aku harus mulai belajar strategis dan efisien.
Maybe, at some points, all the things that I've learned become handy ... math, social science, models, all methods, technique ... Meanwhile, I am quite happy with where I am right now. So I am good.
No comments:
Post a Comment