Pernahkah kau mendengar sebuah dongeng? Sebuah jalinan cerita yang mampu membuat imajimu melayang, menaklukan ketakutan-ketakutan yang dirasakan penjual kristal dalam kisah Alkemis? Ksatria berkuda putih mungkin sudah terlalu usang, ia kehilangan pamor setelah putri Fiona lebih memilih Shrek dibandingkan Prince Charming. Cerita akan kehilangan keajaibannya ketika tak ada ruang bagi imaji, karena itu semua kisah bisa menjadi dongeng dalam benak tiap orang, termasuk aku.
Salah satu kisah yang menghiasi masa kecilku adalah Marie Curie. Sosok perempuan cerdas yang mampu melewati berbagai rintangan. Dalam memoriku, sosoknya tak lagi utuh. Keberhasilannya menyabet Nobel hingga dua kali, hanya terekam samar. Namun dalam bentuknya yang samar itu, ia telah menjadi simbol keajaiban dalam benakku. Dalam keadaan yang serba terbatas, ia mampu membuat sebuah terobosan.
Kisah yang diceritakan padaku dimasa kecil mampu membuatku imajiku melesat. Menguak misteri pengetahuan yang tak pernah habis untuk direguk. Pola-pola indah yang bisa runyam dalam sekali sapuan, tapi tak lama kemudian muncul kembali sebuah keteraturan. Permainan-permainan dengan logika tertentu yang mengaburkan batasan antara baku dan semu.
Tak heran, banyak orang yang menjadikan Superman sebagai pahlawan mengalahkan kemahsyuran Jenderal Sudirman. Aku teringat kisah Yoko dan Bibi Leung dalam Return of The Condor Heroes, beberapa tahun silam. Pada penayangan episode akhir, aku membaca artikel mengenai sebuah daerah yang memasang spanduk besar-besar, bertuliskan selamat berbahagia bagi keduanya. Kau lihat bagaimana dongeng dan nyata berbaur menjadi satu? Hehe, kau bisa melihat pengaruh postmo menyerang kepalaku. Ditambah membaca review dari Bruno Latour di jurnal Mind, Culture, and Activity yang diawali dengan kutipan Captain Haddock. Hedge dan Haddock menjadi sama nyatanya(atau bahkan tak nyatanya)...
Jawabannya mungkin karena dunia ini semu, sesemu tikus yang fana? ;p Hehe... anyway, senang mendapat dongeng baru tentang matematika. Dalam Dunia Yuti, dongeng itu menjadi hadiah kelulusan yang indah.
2 comments:
Halo, Yuti Ariani Sarjana Sains.
Wuih Kram, kalo disebut lengkap kaya gitu jadi terasa keren :) :)
Post a Comment