Aku tak tahu apa yang terjadi pada dia. Segala perkiraan buyar begitu rupa dalam satuan tak tentu. Bukankah persahabatan tak mengenal sebuah sekat, dan tak pula mengenal hubungan yang mengikat? Tapi mungkin ada keunikan-keunikan tertentu yang menjadikan semua rancu, seperti asap yang mula lembut kemudian menjadi acak dalam sekejap. Seperti itukah dia saat ini?
Andai aku dapat lebih berhati-hati. Andai aku dapat mengulang waktu agar tak harus menjadi sedemikian tak pasti. Aku masih peduli, sama seperti dulu, meski mungkin rentang telah membawa banyak perubahan, terutama bagi sesuatu yang rentan seperti sebuah hubungan. Ada yang mengatakan hubungan itu layaknya sebuah pohon kehidupan yang akan tetap hidup jika dipupuk dan disiram, mungkin belakangan aku memang banyak menghilang.
"Nothing endures but change," begitu kata Heraclitus. Ah, tampaknya aku harus mulai meresapi kata-kata itu lebih dalam.
2 comments:
:)
dia,
kamu,
kalian,
kalian
dia,
dan kamu?
siapa dia?
atau? apa dia?
salam buat dia ...
anonymous ...
dia mungkin kamu
bisa mewujud juga sebagai aku
karena dia baku
kadang metafor
tak jarang juga person
Post a Comment