Sunday, January 28, 2007

Teriak

Aaargh!!! Sebel @#!$^&!!!! Dan rasanya seneng juga teriak-teriak, melepaskan segala penat, dalam bentuk pelampiasan yang primitif. Bebas, lepas, tanpa perlu memikirkan apapun. Huaa..ah, lega. Teori-teori boleh istirahat dulu barang sejenak, pun orang yang akan menyangka aku gila. Hanya merayakan menjadi manusia yang penuh dengan liku. Kadang tertawa, kadang menangis, kadang penuh haru tak jarang melenggang cuek. Kalau kata dosenku kala aku mempertanyakan cara pandang konspirasinya, "Ya iyalah, ini kan the real worlds."

Mungkin aku tak begitu menyukai keadaan sekarang, tapi aku jadi lebih belajar untuk sabar(dan ternyata susah sekali, hiks, dunia teknis bikin kesabaranku rada menipis).

3 comments:

Anonymous said...

Kadang tertawa, kadang menangis, kadang penuh haru tak jarang melenggang cuek.

Mungkin aku tak begitu menyukai keadaan sekarang, tapi aku jadi lebih belajar untuk sabar(dan ternyata susah sekali, hiks, dunia teknis bikin kesabaranku rada menipis).

Tetaplah bersabar dan bersyukur, konsisten dalam kebaikan dan terus bermimpi, semoga mimpi besarmu dikabulkan-Nya.

Sahabatmu selalu

ridei said...

numpang teriak :)

aaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrgggggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh


(
dulu sekali, beberapa kilo meter dari banda aceh, aku berkendara sepeda motor, menaiki gunung, gletaron namanya, waktu aku celingak clinguk, hmmm... kayaknya cocok utk tempat teriak, sptnya emang udah jauh dari peradaban ...
maka teriak lah aku ...
eh gak taunya ...
pas tempat aku teriak itu gak jauh udah ada pemukiman ....

jadi malu ....

aaaaaaaaaaarrrrrrrrrrgggggggghhhhhhhhtttttttttt

minggu ini benar2 minggu yang menyebalkan...

29-01-07, yang ingin teriak ...

dei

titi said...

Selamat menjadi manusia tegar ya yut! Moga tetap dalam kebaikan dan kebenaran.. ;)

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...