Thursday, May 03, 2007

Kesadaran

Sinkronitas, kalau dalam bahasa Dee. Yup, seminggu ini bacaan dan obrolanku banyak yang sinkron ke masalah kesadaran. Lucu juga, bagaimana buku fiksi bisa cukup dalam membahas masalah kesadaran. Meski melihat judul His Dark Materials, aku ngga begitu heran ketika ceritanya banyak muatan sains dan agamanya. Asal mula semesta, dark matter, dark energy, kesadaran, Otoritas, dunia paralel. Hmm..., melewati halaman demi halaman buku itu lumayan ngga membuat nyaman. Alhasil aku menggunakan mode membaca cepat, terlalu banyak kelebatan pikiran yang melintas ketika membacanya.

Hal lain yang mengarah pada kesadaran adalah bimbingan. Meski menurutku, bimbingan itu cuma label, huehe, abis isinya lebih banyak ngobrol antah berantah. Kemarin malah nyasar masalah eksistensi, being, be, ontologi, pengetahuan segala. Tapi masuk ke ranah sosial emang aneh sih, batas antara dosen dan mahasiswa lebih cair, dalam arti ngga ada dominasi pengetahuan.

Dulu waktu masih banyak bermain di wilayah eksak, aku sering diledekin, apa bedanya dongeng ama teori fisika kuantum? Toh, aku sama-sama ngga bisa membuktikan kebenaran(atau kesalahan) dari keduanya. Statusnya dalam kapasitas pengetahuanku sama-sama conjecture. Kalau di sosial, karena banyak konstruksinya maka kekuatan validitas terletak pada sumber rujukan, dan karena itu posisi dosen-mahasiswa bisa lebih simetris, meski otoritas kekuasaan tetap dipegang ama dosen. Dalam arti, kalau aku punya ide tapi belum dapat restu atau tdak bisa meyakinkan dosenku, maka bisa jadi tesisku mandek. Gara-gara itu, kemarin aku bilang, bimbingan itu fungsinya seperti posisi pemerintah dalam memberikan otoritas. Dosenku cuma bisa mesem-mesem aja.

Beberapa kemajuan: narasumberku udah ngebales sms, ternyata beliau lagi sakit(semoga lekas sembuh Pak), kata-kata yang bikin sakit kuping;p yaitu epistemik kultur ngga akan digunakan dari awal, jalan pikiran pembimbingku udah lumayan konvergen dengan logical framework yang ada di kepalaku, trus udah ngerti juga kalau aku bete kalau janjian tapi harus nunggu dan yang terakhir, ketemu lagi ama kata konvergen. Wah, kalau judul tesisku ada kata konvergensinya cihui juga, artinya S1 dan S2 sama-sama ngomongin masalah konvergensi dari sudut berbeda. Mungkin uji konsistensi(yang diperlukan untuk membuktikan konvergensi) yang ada di math punya wujud lain juga di sosial:)

No comments:

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...