Thursday, September 27, 2007

Kemana ya?

Hmm... arah tesisku makin ngga jelas aja. Mungkin gara-gara mencoba mengakomodasi dua kepentingan, tapi akhirnya malah ngga fokus. Akhirnya aku ambil jalan pinggir aja, ngga mau yang tengah. Udah gitu pakai metode gerilya, yaitu tiap responden dihadapkan pada sisi yang berbeda. Hasilnya lumayan juga, ditambah gado-gado dari berbagai narasumber.

Awalnya mau melihat kebijakan mengenai pengembangan bioenergi, eh, kian ke belakang malah nyangkut ke masalah triple felix. Yup, 3 kucing yang berantem dalam satu karung. Secara konsep itu jadi semacam obat mujarab untuk memecahkan segala persoalan yang ada. Otomatis jadi kehilangan makna. Sama juga seperti jarak yang dianggap seperti tanaman mujarab untuk mengatasi kelaparan, kemiskinan dan pengangguran. Tapi kalau baca buku Ong Hok Ham, Thee, dan beberapa buku sosial politik tentang Indonesia lainnya, kayanya masyarakat Indonesia memang suka dengan yang ajaib-ajaib dan labeling. Salah satu buku yang beken membahas masalah ini adalah Manusia Indonesia-nya Mochtar Lubis.

O iya, tadi abis ditelpon ama rektorat, janjian interview pak Rektor...

1 comment:

Anonymous said...

Terimakasih ya, untuk buku Manusia Indonesia-nya. Masih tersimpan rapi di lemari.

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...