Thursday, October 09, 2008

Ketika Terpesona...

Adakalanya semua yang dilakukannya terasa sempurna. Seolah kau adalah segalanya. Namun di kala lain, perhatian itu menguap begitu saja. Tanpa bersalah atau pikiran akan ada yang terluka. Sementara ada yang menawarkan biasa. Kesediaan mendukung tanpa syarat dan juga tanpa kejutan yang akan membuatmu bagai seorang raja. Kadang kau akan merasa semua berlalu tanpa makna, namun saat dunia seolah berbalik kejam padamu, kau akan yakin bahwa ia akan senantiasa ada disampingmu untuk mendukung dan menyatakan bahwa kau tak pernah sendirian.

Bagaimana mungkin kau bisa begitu buta? Terpesona pada kilau sekejap yang hanya menawarkan kebahagiaan fana. Berharap akan keajaiban bahwa sekejap itu akan berubah menjadi selamanya. Tapi memang, pikiran tak selamanya mudah diajak kerjasama. Diperlukan usaha keras yang kadang menyakitkan untuk dapat menerima kenyataan dan kemudian belajar untuk tak lagi bergantung pada ketidakpastian.

Maaf kalau aku harus berhenti mempercayaimu... Ini hanya sebuah algoritma rasional atas dirimu, sebuah negasi atas semua kata-katamu padaku. Bukankah itu yang kau ajarkan padaku, agar aku belajar membaca, dan sekarang aku sedang membaca dirimu...

No comments:

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...