Dan kini ia tercenung membaca surat perkenalan yang entah kenapa membuatnya tersenyum. Surat tak biasa dari orang yang nyaris tidak dikenalnya, tapi entah kenapa kata-kata yang ada di dalamnya seolah menjawab segala pertanyaan yang ada dibenak Kemala. Tentang Andre, tentang perbedaan, dan tentang seribu satu hal yang membuat mereka nyaman untuk menghabiskan waktu bersama meski sang kala pula yang mengakhiri kisah mereka berdua. Mungkin ia mengawali semuanya dengan salah. Mungkin tak seharusnya ia merasa nyaman ketika masa depan mereka dari awal sudah buram. Dan kini ia diberikan sebuah kesempatan untuk menjalin cerita baru. Sebuah surat perkenalan ... serius. Sebuah anti-tesis dari apa yang dilakukannya selama ini.
Ia atau tidak?