Dan kini ia tercenung membaca surat perkenalan yang entah kenapa membuatnya tersenyum. Surat tak biasa dari orang yang nyaris tidak dikenalnya, tapi entah kenapa kata-kata yang ada di dalamnya seolah menjawab segala pertanyaan yang ada dibenak Kemala. Tentang Andre, tentang perbedaan, dan tentang seribu satu hal yang membuat mereka nyaman untuk menghabiskan waktu bersama meski sang kala pula yang mengakhiri kisah mereka berdua. Mungkin ia mengawali semuanya dengan salah. Mungkin tak seharusnya ia merasa nyaman ketika masa depan mereka dari awal sudah buram. Dan kini ia diberikan sebuah kesempatan untuk menjalin cerita baru. Sebuah surat perkenalan ... serius. Sebuah anti-tesis dari apa yang dilakukannya selama ini.
Ia atau tidak?
3 comments:
Ia atau tidak... Mungkin yang menjawab hanya sikap arif,bijaksana pun wapada. anti tesis adalah bentuk pengingkaran derap modern, yang pura-pura benar,sesungguhnya menutupi kekalahan atau mungkin benar-benar mencari arti.
Benar kecerdasan yang sangat luar biasa, Yuti mampu mengolah sinyal sederhana menjadi bahasan apresiatif, tanpa kehilangan karakter.
Aku berfikir inikah perempuan modern .Perempuan yang mampu menyembunyikan emosi dibalik nalar kreatif.Aku beradai dinegriku perempuan-perempuannya seperti Yuti.
Sungguh aku benar-benar merasa teramat bodoh dan terbelakang.Aku hanya laki-laki pengecut yang sembunyi dibalik kalimat yang meminta dibenarkan.
kalau suatu negara hanya menyajikan satu rupa perempuan, maka negara itu akan berubah menjadi sangat membosankan dan kehilangan makna. bukan bagaimana emosi bisa berevolusi yang menjadikan hidup menarik, namun bagaimana ia menciptakan sebuah klik.
segenggam rasa dalam untaian kata yang bermakna dalam saat dibaca...
nulis lagi ahh....
salam kakak
-ephy-
Post a Comment