Sunday, September 04, 2011

Kemala

Apakah dengan kopi darat ia akan kembali mengulangi episode yang kini telah ia akhiri? Bukankah lalu telah mengajarkannya untuk tidak mudah merasa nyaman dengan kehadiran seseorang. Lalu jika kopi darat bersambung dengan seribu satu darat lainnya, akankah ia pada akhirnya berlabuh? Apakah ia sebaiknya membuat pernyataan demi pernyataan itu sendiri dan bukan orang dibaliknya? Jika ia mendapat pesan tersebut sebelum episodenya dengan Andre, ia akan dengan mudah mengiyakan permintaan itu. Surat maupun kopi darat hanya merupakan langkah untuk berpindah dari satu labirin ke labirin lainnya. Untuk tahu lebih dalam, untuk merasa menjadi bagian dari sesuatu, tanpa benar-benar kehilangan dirinya sendiri. Tapi ia telah berubah, ia lelah.

Jadi apa yang harus ia ketikan dalam surat balasan, bahwa mereka tak sebaiknya bertemu kalau tidak serius atau sebaiknya ia menghentikan semuanya bahkan sebelum dimulai. Alih-alih mengikuti segala pertimbangan yang menggelayuti otak kirinya, ia mengetikan dua kata: 'Aku mencintaimu'. Send.

7 comments:

urip said...

Siapa kau sebenarnya mengapa kau selalu menyatakan apa yang ada dibenaku,kau yang tahu aku,apa aku yang tahu kau,atau ini bukti ilusi yang sebenarnya nyata.
Bergetar seluruh tubuhku,keringat dingin mengalir,nafas tertahan, kau lebih tajam dari yang aku perkirakan.Mungkin ini yang aku tunggu, sayatan sampai kejantung.
Mualai awal aku sudah curiga,mengapa harum nafasmu terasa,mengapa kau terasa ada didekat.
Rupanya ini tarian penuh mantra,bukan sekedar indah,tapi melibatkan ruh semesta.
Pahit,manis,harum,anyir aku bentangkan,terlanjur terbuka,awal atau akhir hanya suasana dan sama pedihnya.

Siapa,siapa,siapa..,aku bersandar,kutarik nafas panjang.

Aku mencintaimu, benamkanlebih dalam pedangmu,cabut nyawaku.

rani said...

wah romantis..........

urip said...

Yuti, agak ada sedikit beda terasa,"nasib masih bersembunyi"
Kalau aku turun sedikit dari rasa,ada terasa disitulah letak permohonan nasib yang bisa dibentuk berdasarkan permohonan.
"Dan Tuhanmu tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai..."

Cheshire cat said...

namun disanalah letak nasib ... ia akan mewujud ketika kau menyingkapkan hijabnya ... sebelum itu kau takkan pernah tahu

urip said...

Benar memang sudah letaknya,dalam titik nadir bahasa pikiran menjadi hilang, semua sunyi,lalu begitu hembusan nafas pertama kesadaran bangkit,saat itulah kesadaran mengajukan permohonan, dan Tuhan hanya menyatakan "Ya" kau sudah memilih nasib berikut resiko.
Tabir kelihatannya nalar yang terpengaruh pengetahuan lingkungan, sehingga secara umum dikatakan sebagai kecerdasan.

ephy scarf said...

sebuah bait :

menjamu angkasa dalam batasan cakrawala
pertemuan yang tak pernah dinyana
dalam keangkuhan sang bintang
rembulan meredupkan cahyanya untuk tetap terus terang....



like d story kak...
saran (dikasi nomer biar tau urutannya.. agak bingung bacanya.. ber-urutan tanpa walau beda nama gakpapa)

-ephy-

Anonymous said...

Untuk pencinta

urutan menjadi tidak penting

we can feel it right?


dei

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...