Sudah kian jarang kenangan akan dirimu melintas. Namun tetap saja ada hal-hal yang terlalu lekat dengan dirimu seperti saat aku mau membuat presentasi dan kau dengan bangga menunjukan bahwa warna teknologi yang buatku terlalu membosankan bisa diganti. Saat itu kau langsung datang menghampiri mejaku tanpa perlu kupinta ... Atau ketika siang ini aku kepanasan, aku teringat kenangan kita mengomel bersama dan memutuskan sore itu kita tidak akan bekerja.
Mungkin aku harus mencoba untuk membenci sepakbola kembali karena itu hanya akan menguatkan ingatanku padamu, permainan di tingkat nasional, kisah penjual sepatu bola langgananmu, diet ala olahragawan maupun tata cara latihan yang baik. Seribu satu hal yang mulanya tak pernah kupedulikan.
Dan dengan segala kenangan ini, entah kenapa surat elektronikmu tadi menjadi nomor satu di kotak inbox-ku. Salah setting yang terasa mengejek ...
2 comments:
looks familiar :)
love oh love
dei
apa yg kucoba lakukan adalah,
mendelete namanya dari contact list ku,
dan memfilter semua inbox dan chat dari nya, sedemikian sehingga perlu beberapa level utk melihatnya,
tapi mengapa tidak kudelete saja? ya mungkin karena ku memang tidak biasa mendelete email atau sebangsana.
Pun begitu, hampir tiap2 menit, ku mengintip statusnya, dengan mengetikkan huruf depan namanya saja, maka mesin chat ku akan langsung tau siapa yg kumaksud,
dan menampilkan statusnya tentu.
sambil harap2 berdoa, mengharap sapaannya ...
:)
anonymous
Post a Comment