Sunday, December 09, 2012

Hidup

Cocok. Itu deskripsi yang acap aku dapat ketika bertemu dengan orang baru dimana kami bisa berbincang dengan akrab dengan cepat. Seketika aku tahu bahwa kami bisa berteman. Ketika aku telaah lebih jauh, tampaknya aku memang memerlukan kualitas itu. Sebagai peneliti sosial, aku harus mampu membuat orang yang kuajak bicara nyaman dan mau tak mau, aku terbiasa membaca wajah. Aku suka dengan manusia dan itu yang membuat persinggungan awalku dengan dunia jurnalis bermula sebagai penulis profil. Kini aku menulis segala sesuatu. Membaca tak lagi terbatas pada manusia, tapi juga pada alam dan benda material. Aku menjadi sesuatu yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya dan kadang aku tidak tahu apakah eksistensiku terbentuk karena ritual atau karena aku menginginkan segala sesuatu terjadi.

Mungkin kita memang makhluk pencipta ritual. Kita menciptakan rutinitas untuk bergerak ... untuk merasa hidup, meskipun hidup adalah salah satu bentuk ritual itu sendiri.

No comments:

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...