Tuesday, July 23, 2013

Rangga

Ah, indahnya menikmati pemandangan mentari di kala fajar. Ditengah udara dingin dan oksigen yang menipis karena ketinggian gunung Burangrang. Medannya memang tak seberapa dibandingkan beberapa gunung yang telah ia daki, tapi perasaannya tetap sama. Hidup di antara nafasnya yang terengah dan merasa semua indranya menjadi berkali lipat lebih peka. Mungkin ia sudah terlalu lama hidup di kota. Mencoba berbaur dengan suasana kafe yang menawarkan kepul asap rokok, alih-alih asap hawa dingin. Hawa dingin membuatnya sadar untuk bergerak dan menajamkan sisi primitifnya yang telah terlalu lama terlelap.

Kirana, apa yang harus kulakukan denganmu? Aku kehilangan diriku tiap kali bersamamu dan aku tidak tahu harus bahagia atau melenyap saja.

2 comments:

Langit said...

hmm.. mungkin satu hal kesamaan saya dengan Rangga, sama-sama suka naik gunung :)

Cheshire cat said...

sama dengan penulisnya juga :D

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...