Monday, June 28, 2004
Gotcha
Dalam sebuah milis ada denyut terasa. Menciptakan sebuah nafas baru dalam sebuah kemonotonan yang belum lama ini menghantuiku. Entah kenapa, ia berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sempat membingungkanku. Apa karena waktunya tepat atau karena memang jawaban-jawaban itu nirruang dan nirwaktu. Kayanya ngga mungkin kalau sebuah jawaban bisa sedemikian independennya. Mungkinkah karena sudah saatnya kekosongan itu terisi, dan cara itu disampaikan oleh seseorang dari milis. Kalaupun dia tak ada mungkin akan ada orang lain yang menyampaikannya. Bukankah hikmah datang dengan cara yang tak disangka-sangka? Saat kau berhenti berharap dan memasrahkan semuanya kepada Sang Maha, maka sesuatu yang tidak kau sangka-sangka akan mengemuka, menciptakan sebuah jalinan kisah yang tak kau sangka-sangka.
Mmmbop
Kemarin ngeliat klip Hanson di MTV. Wah ternyata ada banyak perubahan, Taylor yang dulunya kaya cewe sekarang udah lumayanlah he..he.. Ternyata waktu membuat semua berubah ya.. Adiknya yang paling kecil juga udah gede 'n gaya musiknya juga ngga ringan lagi. Jadi inget masa-masa SMP, soalnya lagu itu cukup populer dan bersamaan dengan itu mengalirlah kenangan-kenangan masa silam. Kisah yang berlanjut ke masa SMA apalagi karena kemarin ada perpisahan di sekolah. Ngga ada yang baru sih, ketemu guru-guru aja cuma 4 orangan(tapi ini karena aku males masuk ke dalam gedung dan sowan ama mereka). Tapi ada satu orang yang dulu lumayan banyak mengisi hari-hariku. Dia duduk dengan penampilan yang agak berbeda, secara fisik, kacamata yang biasa bertengger dihidung sudah tak tampak, dan kalau biasanya ngomong ceplas-ceplos sekarang dia agak jaim. Seandainya semua keadaan masih seperti dulu.. mungkin akan ada banyak kisah. Wah, kenapa aku dihadapkan pada dua dunia seperti ini, kawan-kawan yang tidak mengikuti perkembanganku atau aku yang sebenarnya tidak pernah berubah? Apa aku yang sebenarnya masih senantiasa mencari sisi-sisi yang bisa dikonfrontir dan bisa kumainkan dengan logika? Sungguh manusia adalah makhluk yang sombong, tapi sebatas kesombongan semu yang bisa membawanya pada jurang kehancuran.
Friday, June 25, 2004
Cinta
Entah kenapa nyaris setiap lagu menyebut kata cinta. Para penyair pun menjadikan cinta sebagai inspirasinya, begitupun ilmuwan yang tenggelam dalam lautan angka karena cinta. Kata orang, cinta dapat membuat dunia berbeda, awan kelabu tak lagi sendu, rintik hujan menjadi syair yang mengiringi gerak langkah. Dalam suasana yang diam, seorang tiba-tiba tersenyum sendirian. Bunyi suara sms menjadi hal yang mendebarkan, kemudian jika memunculkan sepotong nama, wajah akan bersemu merah. Kenapa cinta begitu dahsyat? Merubah singa yang ganas menjadi begitu patuh dihadapan anaknya yang baru belajar menjilati bulunya. Merubah perangai orang beringas menjadi begitu tegas karena cinta pada Sang Maha. Tapi bagaimana jika cinta itu jatuh pada dunia, dunia jadi begitu kemilau karenanya. Sikap pun jadi berlebihan tidak karuan. Jika hal itu terjadi, maka cinta menjadi bencana. Lalu salahkah jika aku jatuh cinta?
Utuh
Mungkinkah seseorang belum lengkap tanpa kehadiran orang lain? Pasti, setidaknya sejak kehadiran manusia di muka bumi, dalam rahim ibu, hingga kelahirannya, ia senantiasa membutuhkan orang lain. Saat masih bayi, ia akan sangat lekat dengan ibunya, sumber kehidupan. Begitu pula kehadiran sang bayi bagi ibu, yang merupakan buah hatinya, yang perjuangan untuk menghadirkannya ke bumi adalah jihad. Lalu semakin dewasa, hubungan yang ada semakin luas. Anak akan mulai mengenal lingkungan yang lebih besar, dan dunianya bukan lagi menjadi dunia milik sang ibu. Ada kosakata asing yang terlontar, masing-masing menandai sebuah masa tertentu. Tapi kasihsayang orangtua dan anak akan selalu mengalir, mengalahkan rintangan waktu. Idealnya... Meski mungkin secara fisik ada ratusan kilometer membentang, namun bagaimanapun anak takkan utuh tanpa kasih ibu.
Identitas
Apakah manusia haus eksistensi?
Tampaknya iya, sejak Fir'aun memaksa rakyatnya untuk menganggapnya sebagai Tuhan, atau ketika para Raja mulai tidak yakin dengan wibawanya, sehingga emas permata pun dipakai untuk menghias diri. Lalu bagaimana dengan manusia biasa? Serupa, dengan caranya sendiri. Lalu bagaimana jika ia memilih tidak untuk menjadi dirinya sendiri. Sembunyi dalam sebait nama asing, dan identitas baru. Dalam dunia maya semuanya serba mungkin. Namun benarkah ia terlepas dari dirinya sendiri? Bisakah ia menulis dalam kapasitasnya sebagi orang baru. tetap saja, dalam batasan tertentu ia hanya berpura-pura menjadi orang lain. Mungkin ia akan menampilkan sisi lain, sisi yang bertolak belakang. Namun sekali lagi itu tetap dia. Lalu jika citra yang ditampilkannya di dunia maya lebih disukai, siapakah dia yang sebenarnya?
Tampaknya iya, sejak Fir'aun memaksa rakyatnya untuk menganggapnya sebagai Tuhan, atau ketika para Raja mulai tidak yakin dengan wibawanya, sehingga emas permata pun dipakai untuk menghias diri. Lalu bagaimana dengan manusia biasa? Serupa, dengan caranya sendiri. Lalu bagaimana jika ia memilih tidak untuk menjadi dirinya sendiri. Sembunyi dalam sebait nama asing, dan identitas baru. Dalam dunia maya semuanya serba mungkin. Namun benarkah ia terlepas dari dirinya sendiri? Bisakah ia menulis dalam kapasitasnya sebagi orang baru. tetap saja, dalam batasan tertentu ia hanya berpura-pura menjadi orang lain. Mungkin ia akan menampilkan sisi lain, sisi yang bertolak belakang. Namun sekali lagi itu tetap dia. Lalu jika citra yang ditampilkannya di dunia maya lebih disukai, siapakah dia yang sebenarnya?
Benci
Saat manusia berhenti bertanya, apa artinya?
Biasanya aku memulai semuanya serba pasti
Dari pertanyaan kemudian jawaban
Tapi kini pertanyaan pun tak aku dapatkan
Semua terasa stagnan
Serba kaku dan tidak pada tempatnya
Ada yang bilang ini ciri-ciri futur
Tapi entahlah, aku pun sudah berhenti mendefinisikan
Memangnya perasaan sesuatu yang bisa dimodelkan
Memangnya kehidupan suatu persamaan matematis?
Ada teman yang sedang merintis komputasi sosiologi
Biarkanlah aku menjadi kelincinya
Menyerahkan segalanya pada angka-angka stokastik
Peramalan-peramalan, sudut pandang holistik dlsb
Memang lingkungan tak membentuk manusia, tapi mempengaruhi tentu
Biarkanlah aku hanyut di dalamnya
Biasanya aku memulai semuanya serba pasti
Dari pertanyaan kemudian jawaban
Tapi kini pertanyaan pun tak aku dapatkan
Semua terasa stagnan
Serba kaku dan tidak pada tempatnya
Ada yang bilang ini ciri-ciri futur
Tapi entahlah, aku pun sudah berhenti mendefinisikan
Memangnya perasaan sesuatu yang bisa dimodelkan
Memangnya kehidupan suatu persamaan matematis?
Ada teman yang sedang merintis komputasi sosiologi
Biarkanlah aku menjadi kelincinya
Menyerahkan segalanya pada angka-angka stokastik
Peramalan-peramalan, sudut pandang holistik dlsb
Memang lingkungan tak membentuk manusia, tapi mempengaruhi tentu
Biarkanlah aku hanyut di dalamnya
Thursday, June 24, 2004
Lucu...
Seperti manusia maya lainnya, aku juga kena sindrom friendster. Lucunya hari ini aku dapet friend orang yang ngga pernah ketemu langsung, tapi tinggal dekat puspiptek juga. Lucu, bagaimana kehidupan ini menjalankan skenarionya. Kebetulan-kebetulan, yang bagi Harun Yahya'ers merupakan petanda. Ngomongin petanda lucu deh, kadang kalau ada yang nanya kenapa aku melakukan suatu hal, aku hanya menjawab karena ingin. Seperti ada kekuatan lain yang menggerakkan dan dengan melakukannya aku merasa nyaman. Atau kalau ada yang melihatku jalan seperti orang bingung di kampus, kalau ada yang bertanya mau ngapain, mungkin aku tidak bisa menjawab. Aku senang menyerahkan keputusan segala sesuatunya pada alam..
Wah koq jadi kaya orang fly sih....
Wah koq jadi kaya orang fly sih....
Home...
Hipi.. akhirnya pulang. Ketemu ortu, mba Atun, kucing-kucing putih. Bebas dari segala rutinitas, bener-bener menjadi diri sendiri. Walau kadang bingung diri itu didefinisikan dengan apa. Yo weis... Lusa bakal ketemu ama anak-anak IC, sebuah kenangan yang kini akan menjadi nyata. Seperti apa teman-teman yang hanya bisa dikira-kira dalam benak, apa masih seperti dulu. Apa masih culun2 (mungkin ngga segitunya)tapi apa mereka masih seperti dulu, entahlah. Bukankah manusia senantiasa berubah, menjadikan pengalaman-pengalaman sebagai bekal untuk melanjutkan hidup. Nah lho, jadi deterministik gini?
Tapi pulang memang selalu menyenangkan. Ketemu sebuah kehangatan yang beda, hanya dari senyuman atau gerak-gerik, tatapan, semuanya penuh dengan cinta. Saat cinta mengalir begitu sederhana, seperti kata-kata Sapardi, "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana." Lalu dalam kehangatan itu tak ada lagi aku dan kamu...
Tapi pulang memang selalu menyenangkan. Ketemu sebuah kehangatan yang beda, hanya dari senyuman atau gerak-gerik, tatapan, semuanya penuh dengan cinta. Saat cinta mengalir begitu sederhana, seperti kata-kata Sapardi, "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana." Lalu dalam kehangatan itu tak ada lagi aku dan kamu...
Friday, June 18, 2004
Tentang Aku...
Kutatap buku dalam rak
Beberapa judul masih asing
Mungkin hanya halaman depan yang tersentuh
Entah kenapa, putaran-putaran membuatku enggan
Menerima masukan baru yang mungkin
dapat menghantarkanku pada tempat baru
Tapi enggan tak beranjak
Entah mata, tangan atau pikiran
Mengadakan kudeta pada seorang Yuti
Melakukan perlawanan
atas nama kami sudah lelah
Lelah akan perulangan yang tak berujung
pada jawaban
Ataupun sebuah rasa yang disebut pencerahan
Beberapa judul masih asing
Mungkin hanya halaman depan yang tersentuh
Entah kenapa, putaran-putaran membuatku enggan
Menerima masukan baru yang mungkin
dapat menghantarkanku pada tempat baru
Tapi enggan tak beranjak
Entah mata, tangan atau pikiran
Mengadakan kudeta pada seorang Yuti
Melakukan perlawanan
atas nama kami sudah lelah
Lelah akan perulangan yang tak berujung
pada jawaban
Ataupun sebuah rasa yang disebut pencerahan
Thursday, June 17, 2004
Diri
Dalam sebuah kisah
Narsiscus memandangi keindahan dirinya pada sungai
Sungai pun melihat dirinya pada bola mata Narsiscus
Begitu mudah manusia terpesona pada diri
Merasa yang paling hebat
Atau merasa semua orang harus sama
Agar dunia ini cuma satu warna
Karena akulah kebenaran tunggal
Kala warna jadi kendala
Kasihsayang menjadi tersekat
Antara aku dan kamu
Lalu siapakah aku?
Narsiscus memandangi keindahan dirinya pada sungai
Sungai pun melihat dirinya pada bola mata Narsiscus
Begitu mudah manusia terpesona pada diri
Merasa yang paling hebat
Atau merasa semua orang harus sama
Agar dunia ini cuma satu warna
Karena akulah kebenaran tunggal
Kala warna jadi kendala
Kasihsayang menjadi tersekat
Antara aku dan kamu
Lalu siapakah aku?
Bebas
Dalam sebuah mail
Sobatku menyebut sebuah kata,
Bebas...
Aku tercenung, apakah bebas itu?
Sejarah menggambarkan kebebasan itu tiada
Dalam suatu rehat
Saat aku kembali merenungkan segalanya
Kutanya kepada siapa aku menuju
Ketika kutemukan jawab
Itulah bebas
Saat semua mengalir mengikuti fitrah manusia
Menuju Sang Sumber
Sobatku menyebut sebuah kata,
Bebas...
Aku tercenung, apakah bebas itu?
Sejarah menggambarkan kebebasan itu tiada
Dalam suatu rehat
Saat aku kembali merenungkan segalanya
Kutanya kepada siapa aku menuju
Ketika kutemukan jawab
Itulah bebas
Saat semua mengalir mengikuti fitrah manusia
Menuju Sang Sumber
Puzzle
Bukankah kehidupan itu seperti puzzle
Kepingan-kepingan baru yang menampilkan seraut gambar
Kadang satu keping bisa menjadi begitu berarti
Memberi jawab atas semua teka-teki yang terkubur
Lama..
Namun kadang kepingan itu seperti sudah tertebak
Menempati tempatnya seperti memang itulah jalannya
Termaktub, kalau dalam bahasa pedagang kristal kepada si bocah
Kemudian kehidupan akan kembali menjadi air
Mengalir tenang
Tanpa riak ataupun percikan
Kepingan-kepingan baru yang menampilkan seraut gambar
Kadang satu keping bisa menjadi begitu berarti
Memberi jawab atas semua teka-teki yang terkubur
Lama..
Namun kadang kepingan itu seperti sudah tertebak
Menempati tempatnya seperti memang itulah jalannya
Termaktub, kalau dalam bahasa pedagang kristal kepada si bocah
Kemudian kehidupan akan kembali menjadi air
Mengalir tenang
Tanpa riak ataupun percikan
Wednesday, June 16, 2004
Subscribe to:
Posts (Atom)
Untuk Papa
Papa … Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat Tapi jasa papa tetap melekat Hangat itu tetap mendekap ...