Thursday, August 31, 2006

Lingkaran

Ada yang bilang, kehidupan itu seperti sebuah roda. Kadang di atas, kadang di bawah, tanpa kecepatan yang pasti. Kalau melihat hamster yang berlari dalam jeruji, roda tak juga bergerak karena terhambat, hingga ia akhirnya harus melompat-lompat, atau bahkan mengumpat. Eh, mungkinkah seekor binatang megumpat? Dalam teori yang kuketahui, bahasa lengkap dengan hiasan kosakata, hanya milik manusia. Internal Device ... menurut Choamsky, aku sendiri hanya manggut-manggutmembacanya, karena terperangkap oleh sakralitas muka baru.

Setelah pra-modern ditinggalkan, lengkap dengan "The 'God' of blank spot", deterministik menjadi raja. Namun karena ketidaklengkapannya, banyak yang kembali menyakralkan artefak-artefak buatan. Bukan patung roti yang dijadikan puja-puji, tapi teknologi. Satelit Palapa yang mengangkasa berperan menjadi Armstrong yang mengajak manusia bermimpi. Huru hara dalam negeri, boleh terlupa sejenak, Indonesia sudah canggih.

Hihi, kembali lagi, fetish wajah baru...

No comments:

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...