Mentari terus beranjak. Menyisakan sinar yang kian temaram. Rasa kantuk yang menarik mataku untuk tertutup tak juga enyah. Padahal layar telah berulang kali ganti, dari pemikiran hingga cerita sehari-hari. Kuliah baru akan dimulai dalam hitungan pekan, pendaftaran masih menyisakan beberapa urusan. Seperti kemarin saat perwalian, dimana aku lupa menyerahkan lembar perwalian. Akhirnya aku kembali dengan wajah merona, disambut sebuah senyuman.
Perwalian perdana pun berjalan tak sekeren harapan. Meski aku langsung dipanggil sebagai seorang matematikawan, dan dikenalkan pada calon pengajar, aku masih tak dapat menyembunyikan wajah penasaran. Dan untuk mengganti satu mata kuliah tetap harus disertai beberapa bujukan. Maunya sedikit lebih matang, tapi akhirnya aku malah dipanggil dengan "dik" yang tak urung membuatku senang. Entah karena wajah muda, atau sikap tak dewasa.
Tak sabar rasanya menunggu saat kuliah tiba. Saat cacing-cacing di kepala kembali mendapat makan. Gara-gara kelaparan, terpaksa tadi malam aku kasih pelajaran gelombang. Sekadar mengenang masa-masa silam.
No comments:
Post a Comment