Monday, November 20, 2006

Curiouser than Curious

Aku dapat kata curioser dari cerita Alice in Wonderland, trus judul terinspirasi artikel Wronger than Wrong. Penafsiranku dari artikel tersebut adalah adanya degradasi salah, seperti kuisioner tingkat kepuasan gitulah. Nah, gara-gara baca artikel itu aku jadi keinget ama transfinite. Transfinite itu adalah bilangan yang lebih besar infinite. Lucu kan, dulu aku kenalnya infinite itu adalah bilangan yang besar. Jadi kalau ada bilangan yang dibagi bilangan sangat kuecil menuju nol, maka hasilnya adalah sangat besar(tak hingga dan disimbolkan dengan angka delapan lagi tidur; infinte) atau dikenal juga dengan singular. Definisi singular yang dipakai adalah ketika sebuah bilangan tidak bisa lagi digunakan untuk merujuk bilangan asalnya. Nah, yang menyebabkan ada yang lebih tak hingga dari tak hingga adalah karakteristik yang menyertai bilangan transfinite.

Sekarang aku mencoba merepresentasikan konsep infinite-transfinite ini dengan rasa penasaran. Sebagai sesuatu yang sifatnya kualitatif, rasa penasaran susah untuk dikuantifikasi, dan sebagai orang yang rada malas dengan struktur aku juga banyak bentrok dengan struktur-struktur kuantifikasi yang berasal dari kualitas(ya iyalah, wong dimensinya juga beda). Tapi ternyata dalam kasus infinite-transfinite berhasil ada bentuk formalnya. Tentu aja, dalam matematika analisis yang harus diperhatikan banget-banget adalah postulat-postulatnya(seperti pada kasus geometri non-euclid, topologi, dkk).

Perbedaan dimensi juga terjadi dalam hal diskrit-kontinu seperti yang aku lakukan pada TA-ku dengan mendekati hasil dari persamaan diferensial dengan metode diskrit. Dengan menggunakan metode yang sama dengan matematika, yang pertama-tama harus dilakukan adalah mendefinisikan penasaran dan implikasi-implikasi dari definisi tersebut, kemudian melanjutkan pengertian apa yang dimaksud dengan lebih, seperti yang terjadi pada bilangan-bilangan transfinite.

Kalau menggunakan teori-teori normal-abnormal, maka tiap orang memiliki daerah abnormalitas(dalam kurva digambarkan sebagai daerah diluar lingkaran). Dengan menggunakan teori tersebut, lebih dari penasaran bisa dianalogikan melampaui batas-batas normal. Ya... semacam itulah... kapan-kapan dilanjutin.

2 comments:

Anonymous said...

Hi....hi... lucu istilahnya, 8 lagi tidur. Oh iya, salam kenal ya.

Cheshire cat said...

Salam kenal juga(tapi gimana caranya ya... abis ga ninggalin nama:) ). Kalau denger cerita penyimbolannya juga lucu. Simbol itu dipakai karena bisa dituliskan tanpa mengangkat bolpen/alat tulis dari kertas. Nah, karena simbol itu juga digunakan untuk menjelaskan ketakterhinggaan maupun ketakterdefinisian, mungkin kalau lagi tidur kondisi ketidakputusan akan berlangsung lebih lama, hihi..

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...