Tuesday, May 29, 2007

Ada

Whoah, kuliah studi independen bener-bener mengingatkanku pada SKAU. Kangen juga ama masa-masa itu, terutama orang-orangnya. Mungkin karena di SKAU, pemikiranku udah didekonstruksi abis-abisan tanpa cukup dikonstruksi kembali, jadi kuliah sekarang lebih banyak main-mainnya, dalam arti jadi joker. Kan, biasanya joker atau tokoh lucu semisal Nasrudin bisa lebih diterima, daripada Plato? Atau malah Socrates yang mati karena memilih minum racun. Walah, akhir yang ngga happy end banget. Apalagi, memang ada teori yang bilang, pengetahuan yang diterima dalam kondisi gembira bakal lebih gampang dicerna. So' mari kita bikin suasana kelas jadi fun. Itung-itung refreshing abis kuliah sistem dinamik. Huaaah, kuliah yang satu itu bener-bener ngga cihui, abis kompleks banget, dan payahnya bagiku ngga menarik.

Kalau biasanya kucing yang jadi tokoh, sekarang giliran hantu. Hahaha, apa bedanya hantu ama dark matter coba? Apalagi sains tingkat tinggi dan dongeng hanya dibedakan oleh aktor pembawanya. Buatku yang senang berkhayal sih, bedanya tipis banget, liat aja di ceritanya Pullman yang menggunakan konsep dark matter untuk menjelaskan kesadaran.

Tadi di kelas, dongeng cukup seru untuk menjelaskan konsep ada, dan larinya ke konsep swa. Hmm... aku sih lebih senang menggunakan pendekatan tasawuf untuk menjelaskan berbagai konsep filsafat, khususnya mengenai keberadaan makhluk di bumi yang merupakan tanda-Nya. Karena tanda senantiasa merujuk pada selain dirinya, maka perujukkan yang terus menerus akan merujuk pada Sang Hakiki.

2 comments:

zenrs said...

Setauku, Socrates biasa "mengajar" dg suasana yang menyenangkan loh, gak serem2. Dia mengajar dengan rileks, di taman-taman kota, di tepi sungai, di depan acropolis, kadang di depan amphiteater. Dia ngajar dengan dialog, ngobrol dan bercakap-cakap.

Pernah baca Apologia yang ditulis Plato? Di sana keliatan humorisnya Socrates.

Cheshire cat said...

Oh, iya, emang Socrates mengajar dengan cara yang menyenangkan dan tidak menggurui, makanya banyak yang terpengaruh dan karena itu jadi menakutkan golongan penguasa. Bahkan sebelum meninggal, pidatonya pun masih tetap 'lucu.'

Hmm... ngga asyik akhiran meninggalnya itu aja.

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...