“Karena itu kau ingin buru-buru?” Pertanyaan itu membuatnya tertegun. Berbagai kilasan kejadian seolah-olah menuntut untuk dibanding, meski cara itu sudah lama tak digunakannya. Tiap orang unik. Begitulah yang diyakininya selama ini, dan haruskah pertanyaan itu mengubahnya sekarang?
Perbandingan. Kuantifikasi, angka-angka. Tapi manusia dengan manusia, mungkinkah ada parameternya? Rujukan yang akan disepakati tiap orang yang membaca? Ia masih meragukan hal itu. Keraguan yang menyebabkan pikirannya membuat putaran-putaran umpan balik tak henti. Tak harusnya ia membandingkan, pun meski ia membenci keadaan setengah mati. Akal sehat yang selama ini biasa ia gunakan ketika menghadapi suasana tak terduga, seolah berhenti, rusak. Rangkaian ketidakpastian yang terakumulasi telah membuat sistemnya tak berfungsi, menyisakan aura negatif tiap kali ada ketidakpastian baru.
Bahkan jiwa yang telah tertukar dengan pemujaan terhadap rasa ingin tahu tak dapat lagi membantu. Saat ini ia hanya ingin semua disudahi. Segera. Karena ia lelah menghadapi janji-janji tanpa ada kepastian, kata-kata penuh kepentingan, dan tarik menarik yang membuat lelah. Ia rindu pada tulus yang membuatnya mampu melakukan apa saja, bahkan sekelas buku-buku teks tingkat lanjut hanya untuk menunjukan bahwa ia telah berusaha dan bisa cukup membuat bangga.
Baginya teori hanya permainan. Tak lebih atau kurang. Permainan yang harus mengikuti aturan-aturan tertentu, agar tak terjadi kekacauan. Sinar mata penuh kehangatan, pemahaman tanpa kata jauh lebih penting, daripada berbagai teori yang dapat membuat seorang terangguk-angguk bahkan tanpa mengerti apa yang dibicarakan hanya agar disebut canggih.
Ia merindukan itu semua...
10 comments:
Knp kok jd buru2?sejak kpn kok jd brubah?
Mngukur prinsipny kan mlihat pbedaan dr 2 hal.namun krn jumlah yg ingin diukur masif,muncullah standar2 umum.org yg hidup d kota,lngkap dgn fasilitas,kaya lantas tidak barti skonyong-konyong barti lbh bahagia.
Bgitupun,dgn orang yg bpendidikan tinggi,tdk barti lgsg lbh bijak dr mreka yg hanya memiliki ijazah bwarna merah,hanya lulus sd.
Kmarin,baru dpt cerita,seorang supir angkot malah mberikan uang u pnumpangnya.sang pnumpang jujur bkata,lupa mbawa uang.
Dari buku yg pnah ku baca,yg indah tak terlihat oleh mata :)
Berubah? dari apa menjadi apa, kalau boleh tahu.
Ga boleh tahu aja ah :p masa harus dideklarasiin dulu,kaya variabel aja.tuh kan jdny brubah juga.hmmph,prubahan adalah kniscayaan,tp smoga yg indah tidak hilang dtelan waktu yg slalu bjalan
Bukankah chaos adalah bntuk kteraturan dr ktdkaturan?knp kok kangen?
Karena bikin bingung... iterasinya ngga ada kriteria penghentiannya.Jadi bikin mesinnya berat dan lemot.Huehehe
Iterasi bs jadi satu hal yg lucu juga kok.mau dkasih tahu/cari sndiri?coba cari sendiri dulu.
Dunia manusia mnrt ku adalah chaos.
Salah satu iterasi yang lucu ada di fractal, misalnya di mandelbort set atau Julia set. Polanya terlihat pasca di run...
Yup, karena chaos itu maka kadang bikin bingung, kadang yang lain bikin menarik:)
logically, order can come out of chaos --> the increasing disorder specified by the entropy law can somehow generate the increasing complexity implied by evolution.
so the universe, society, a collection of entities possibly increase both organization and entropy at the same time.
anyway, sorry if i am speaking non-sense.
my point is deal and go deep with the chaos. then when the time comes, go beyond it, look from higher ground, and you'll find a way to frame chaos -- that's what you call order. orderless order.
and don't forget, treat research as part of life, in order to enjoy it.
"anyway, sorry if i am speaking non-sense"
no, on contrary I felt that you know exactly what chaos and order are. and for me with a mathematic background, what you said means a lot:)
"and don't forget, treat research as part of life, in order to enjoy it."
yup, thanks from reminding me the most important thing from research, do it with my heart.
ngomong apa si kaliaaaaN?
humph. ami mampir di blog yang salah ni. kaga ngartiiii...
-yk-
ps: semangat yut!! semangat!!
Post a Comment