Bagaimana tesis? Fyuuh, kemanapun aku melangkah tampaknya pertanyaan itu tak pernah lepas. Mungkin aku perlu boneka yang bisa memberi jawaban untuk semua yang menanyakan serupa, dan aku kembali ke default awal, jangan bergantung pada satu orang. Hasilnya aku mulai mencari masukan-masukan dari orang lain, yang kian melebarkan tesisku. Sederhananya aku bikin beberapa kuadran, kemudian mengklasifikasikan kuadran-kuadran dan mengkategorikan fenomena yang aku lihat ke dalam klasifikasi tersebut.
Pertanyaan standar lagi: macet dimana? Mungkin karena aku ngga mood, dan .... well, aku ngga mau menyalahkan siapa-siapa, cuma kadang jalan sendiri bisa bikin moodku ancur banget. Bawaannya bete, dan jadi males ketemu, mana ekspresiku gampang banget kebaca.
Sebagai intermezo aku menemukan pola baru dari para narasumberku yang suka membalas sms dengan menyebut namaku dulu: Yuti. Ada beberapa yang gaya membalas sms-nya kaya gitu, ada juga yang ngucapin selamat pagi segala, seneng aja sih, tanpa alasan yang jelas. Mungkin gara-gara jadi keinget pembimbing S1-ku...
4 comments:
Dear Yuti,
utk sekedar memompa semangat, gak ada salahnya kalo sekali2 inget sama cowok cakep mirip 'renegade', pintar dan berbudaya pula! (syukur2 kalo terjadi komunikasi lewat sms!)ah pokoknya, yuti banget deh:) He....
Salam damai ah, met puasa ya...
Yups, makasih mba:) very inspiring yang bikin aku senyum-senyum sendiri:D
hahaha... tesis2 plit... ^_^
Hihi... iya nih...
Post a Comment