Mungkin ini jawaban atas semua doanya: bahwa mereka memang tidak ditakdirkan untuk bersama. Semua peluang boleh menyajikan seribu satu cerita, namun kini ia telah menemukan jawaban atas semua masalahnya. Berpisah adalah hal terbaik bagi mereka berdua. Ia tak perlu lagi memikirkan hati siapa yang akan ia menangkan. Ia tak harus memilih antara keluarga yang menginginkan pernikahan seiman atau hatinya sendiri yang berbeda jalan. Dua tahun ia mencoba memikirkan jalan keluar dan selama itu pula ia tak menemukan jawaban jika memang Andre datang. Ketidakhadirannya memang menorehkan luka yang tajam, namun itu juga menjadi jawaban atas semua pertanyaan yang selama ini menghantui benaknya.
Ia berharap sebelah tangan. Kegamangannya sia-sia. Seandainya ia mengetahui bahwa Andre tak mau berjuang, mungkin ia bisa mulai melangkah setahun silam. Tapi entahlah, egonya terluka karena ia sedikit yakin hari ini akan menjadi reuni mereka berdua. Ia membayangkan ia dengan tenang ia akan berkata, 'sebaiknya kita berteman saja, karena tak ada jalan untuk kita bersama'. Tapi mereka sudah mencoba cara itu dan keduanya tahu bahwa mereka ingin lebih dan keyakinan Kemala tak memungkinkan hal itu.
Kadang ia tak mengerti mengapa sekat-sekat itu harus ada. Bukankah mereka masih bisa berbincang dan melakukan hal-hal bersama? Kenapa dunia harus menghakimi mereka berdua?
3 comments:
Aku,kau, pun mereka yang asik larut dalam drama beraroma amis ataupun harum cendana.Yang terus menari-nari hingga lupa waktu hampir senja.Yang terus meniupkan mantra untuk menutupi syawat mereka.
aku hanya mengatakan inggih,amin..
karena kadang aku berfikir apapun bahasa pikiran merupakan do'a.
Membaca tulisan yuti rasanya masuk dalam arus pikiran pintar dan kental oleh polesan nalar terdidik dan asik.
ma'af ya Urip kelihatannya jauh perbedaan pandangan.Sepertinya Urip menempuh arah kehidupan dasar manusia dan membuang bahasa pikiran cerdas untuk kehidupan sederhana.Tapi asik juga
Yuti sip....
@urip: mereka mencoba tidak menuruti keinginan hati dengan membiarkan waktu merentang ... karena harapan itu ada
@dewani: terimakasih atas ulasannya yang menarik
Post a Comment