Friday, September 02, 2011

Kemala

Episode sebelumnya: surat di tangan ...

Dear Kemala,
Seorang teman mengajukan sebuah usul gila kepadaku sepekan silam. Ketika pertama kali mendengarnya aku tidak tahu harus berkata apa. Untuk pertama kali dalam hidupku aku tak bisa memberikan sanggahan. Menurut teori peluang, aku tidak akan kehilangan apapun karena bagaimana mungkin aku akan kehilangan sesuatu yang belum aku miliki. Namun di sisi lain, usul ini juga menawarkan sebuah ilusi. Kau adalah ilusi atas semua permasalahanku. Aku tidak tahu apakah aku akan hancur jika ternyata ilusi ini tidak berjalan dengan baik. Kadang aku senang membiarkan sesuatu yang tidak tampak tetap pada tempatnya agar aku masih bisa berharap. Aku membutuhkan ketidakpastian agar aku bisa membuat pilihan, agar aku bisa melepaskan diri jika ada sesuatu yang salah. Dengan surat ini, ilusi itu akan berubah menjadi realita.

Kau pernah mendengar cerita tentang kotak Pandora? Ketika Pandora tak bisa menahan rasa ingin tahunya, ia membuka kotak larangan yang menerbangkan seribu satu keburukan ke dunia ini dan menyisakan satu kebaikan yaitu harapan. Kau tahu, harapan berharga dengan semua kejahatan yang mungkin ada. Bukan kasih sayang atau kedamaian yang membuat dunia tetap berputar, melainkan harapan. Ketika aku mengalami hari yang buruk di kantor, hal yang bisa membuatku tetap tersenyum adalah ide bahwa besok semua akan menjadi lebih baik. Bahwa ada seseorang yang sangat memahamiku di luar sana namun aku belum mengenalnya ... dan mungkin itu dirimu Kemala.

Aku tahu ini akan terdengar sangat gila, tapi aku mencintaimu ... atau lebih tepatnya aku mencintai ilusi tentang dirimu.

Sang joker,
Arya

2 comments:

urip said...

Lambat laun terbaca apaitu dorongan hubungan, mungkin itu akan sedikit berbeda dengan dorongan biologis atau ketertarikan indra.Halus terasa nafas diantara ruh kalimat. Permulaan agak sedikit rumit,tapi taukah kau aku mulai mematikan dupa.Saat ini pula aku mulai takut kehilangan, benar ilusi kalau dilihat dari ruang dan watu dan mungkin nggak pernah nyata. Namun ketika aku bunuh ruang dan jagu watu,masih adakah hubungan,masih adakah rindu,apakah perlu perlu ruang dan waktu?

Cheshire cat said...

ketika kau bunuh ruang dan waktu, apalagi yang tersisa? meski hanya lewat kata, kau tetap membangun nyata diatas bit-bit maya. kalau kau lenyapkan semua, apakah kau masih juga ada?

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...