Wednesday, September 07, 2011

Kemala

Belum ada balasan ... dan ia merasa sedikit kecewa. Ketika ia benar-benar merasa siap dengan segala konsekuensi dari jawaban yang ia berikan, ia malah tak mendapatkan apapun. Tidak balasan, pun jawaban tentang bagaimana membuat semuanya mungkin. Dan hal terparah dari semuanya, ia tak mengerti bagaimana orang yang hanya ia ketahui lewat bit-bit maya mampu membuatnya kecewa. Sebuah nama yang bisa menjungkirbalikan seluruh semesta hidupnya. Tampaknya ada yang benar-benar salah dalam hidupnya ...

6 comments:

urip said...

Benar...,terasakah kau,ada yang tidak beres dalam tarian ini. tidak terlihatkah ada seorang petani berdandan dengan busana usang mendekati putri dengan bulu-bulu meraknya yang indah. Mencoba ikut menari,mencoba memberi kesempatan putri menjadi imam,dengan nafas yang terengah dan langkah yang kacau-balau.
Ruang kotor tempat menunggu makin digin hanya cangkir kaleng dan teh basi.
Berat langkah, yang aku tahu kau tak mampu mencabut rasa asihku.

Kupertemukan kedua telapak,aku angkat hingga keningku "kawula nyuwun pangestu,...salam"
dari aku yang lebih gila dari sangkamu

Cheshire cat said...

ketika larut dalam tari tak ada lagi imam ataupun jama'ah, semua hanyut dalam satu mantra pada Sang Padu. petani ataupun putri hanya berbeda dalam kata, hanya diri yang tahu apakah itu fana atau nyata.

urip said...

Inggih benar, itu fana atau nyata hanya diri yang tahu, seperti itu awalku masuk arena dengan sedikit membawa sesaji yang aku miliki, bait-bait yang putri mainkan begitu indah, kadang kadang tercium aroma suci,kadang kulihat merak membuka indah ekornya, kadang waktu kusentuh berubah jadi ruh, kadang...bayak lagi,kalau boleh aku berandai diantara langit dan bumi selusuh pujian aku tumpahkan.
sungguh aku heran, kenapa hari ini kau berpakaian biasa.
kenapa kau turun ketanah.

Cheshire cat said...

mungkin sang putri lelah dengan cara orang-orang memandangnya ... ia selalu merasa biasa, tapi tidak dengan orang-orang yang menatapnya. ia lelah dengan segala ekstase itu dan tak seorang pun tahu kalau busana merak itu membuatnya sesak ...

urip said...

Inggih,1000 tahun yang lalu aku sama seperti itu, kalimat-kalimat suci yang aku tekuni. Suatu ketika,aku harus terkapar, disini dibumi Kalimantan berbagai disiplin ilmu tidak mempan, keyakinan jadi dipertanyakan, semua teori waktu aplikasi buntu, akademis tidak berlaku.Jawabnya dilapangan berbeda.
Mungkin dilain waktu kalau tak keberatan.
jangan terkecoh Putri tetap putri,
bukan disini tempatmu petani, mungkin itu lebih tepat

Cheshire cat said...

lalu mengapa nasib mengijinkan petani mengintip kehidupan sang putri? menyibak kehidupan yang membuat sang petani sadar bahwa ada jurang yang tak mungkin terseberang, atau ... jurang itulah yang membuat petani tertarik pada sang putri, melawan kemuskilan

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...