“Selamat Yut.”
“He… Selamat apaan?”
“Anda mengulang kesalahan yang sama untuk ketiga kalinya. Karena keberhasilan Anda tersebut, Anda dianugerahi trofi keledai.”
“Sebentar, apa hubungannya dengan keledai?”
“Hmm… menurut pendapat umum, hanya keledai yang mengulang kesalahan hingga tiga kali.”
“Ngga serius, sejak kapan keledai bisa menghitung sampai tiga?”
“Wah, kalau gitu, saya harus mengucapkan selamat lagi pada Anda.”
“Selamat buat apa, karena saya cerdas ya?”
“Bukan, itu artinya Anda mendapat dua trofi keledai. Masing-masing atas pengulangan salah yang Anda lakukan.”
“Lha… kalau keledai sampai bisa mengingat kesalahannya sampai dua kali, artinya ketika ia melakukan kesalahan untuk yang ketiga kali, niatnya memang biar mengikuti pendapat umum. Kalau seperti itu, keledainya cerdas dong. Jadi, keledai=cerdas <=> Trofi keledai=trofi cerdas?? Wah boleh juga tuh”
“???”
Hehe.. silogismenya ancur berat
2 comments:
Selamat mbak! Anda tidak seperti keledai :D
Kenapa lagi kamu Yut? ha...ha....
Post a Comment