Aku sedang mencoba pendekatan baru terhadap gaya hidupku. Menurut beberapa teori sosial yang aku baca, di titik kritis, seseorang akan lebih kreatif karena terdesak oleh keadaan. Pendekatan yang agak jelek sebenarnya, karena motivasi seseorang seharusnya didorong oleh kesadaran yang didasarkan oleh pandangan hidup, tapi selama ini kesadaran hanya berhasil mendorongku sedikit, maka aku mencoba menggunakan pendekatan baru.
Resiko? Ada-lah, tapi aku mencoba meminimalisir, sekalian belajar untuk bertanggungjawab. Sampai sekarang, aku masih parah dalam hal tanggungjawab, dan dengan merekayasa gaya hidupku, mungkin akan berhasil. Huahaha... keracunan teori sosial, tapi aku agak sekarat nih, gara-gara di buku peganganku ngga ada angka. Meski waktu ngobrol ama dosen, aku ditantang untuk menggunakan graph dan attractor. Apakah attractor-nya sama dengan yang ada di teori-teori chaos aku juga ngga tau, yang jelas tampak menarik.
Inilah fenomena yang terjadi tiap awal semester. Semangat banget. Dan daya tahan semangatnya biasanya menurun, kecuali kalau ada sesuatu yang bikin penasaran. TA-ku aja masih menyimpan sisa yang bikin aku betah untuk ngobrak-ngabrik teks book, tapi aku mencoba untuk fokus nih. Sebenarnya agak kontradiktif juga, kuliahku sekarang rada gado-gado, tapi aku mau fokus. Sama aja kaya bilang, "Eh, aku non-blok" padahal jadi blok non-blok, karena dia jadi bikin kubu baru.
1 comment:
Semangat! Yang penting menikmati hidup, yang susah-susah semoga membuat "hidup lebih hidup".
Post a Comment