Tuesday, December 12, 2006

Jeda

Sebuah puisi yang pertama kali kubaca lewat Filosofi Kopi karya Dee, dan kembali kutemui di blog kak Ifah

s p a s i

seindah apapun huruf terukir,
dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda?
dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?

bukankah kita bisa bergerak jika ada jarak?
dan saling menyayang bila ada ruang?

kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan,
tapi ia tak ingin mencekik,
jadi ulurlah tali itu.

napas akan semakin melega
dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi.

darah akan mengalir deras
dari jantung yang tidak dipakai dua kali.

jiwa tidaklah dibelah,
tapi bersua dengan jiwa lain yang searah.

jadi jangan lumpuhkan aku
dengan mengatas-namakan kasih sayang.

mari berkelana
dengan rapat tapi tak dibebat.

janganlah saling membendung
apabila tak ingin tersandung.

pegang tanganku,
tapi jangan terlalu erat,
karena aku ingin seiring
bukan digiring.

NB: Semoga kau mengerti

5 comments:

ikram said...

iya saya mengerti :P

Cheshire cat said...

makasih ya Kram atas pengertiannya :p

Anonymous said...

Makasih ya :-)

Anonymous said...

Makasih ya. Semoga aku bisa mengerti :-)

Yustika said...

aku juga mengerti *sambil angguk2*

iya niy, masa pake anonymous segala. udah jadi rahasia umum juga, kekekekekek...

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...