Thursday, December 14, 2006

Six Degree

Aku lagi mencoba menamatkan buku Six Degrees-nya Duncan J. Watts. Buku karya Profesor matematika itu bercerita mengenai berbagai percobaan lucu. Salah satu ceritanya adalah percobaan yang dilakukan terhadap salah seorang responden pertanyaan mengenai jarak. Tujuh dari delapan responden sudah diberi tahu untuk memberi jawaban yang salah. Nah, satu orang yang apes ini, ketika diminta untuk menjawab pertanyaan mengeluarkan keringat dingin, karena ia ingin menjawab benar, tapi berlawanan dengan jawaban 7 orang lainnya.

Dalam buku Consumen Behaviour, pengaruh keramaian(crowd) juga tampak dalam pertimbangan konsumen menjatuhkan sebuah pilihan. Dari sebuah penelitian, tampak jika terdapat dua buah rumah makan yang ama-sama menyajikan menu asing dan belum dikenal, orang akan cendeung memilih rumah makan yang lebih ramai. Alasan yang diungkapkan di buku itu adalah karna "Tidak mungkin orang yang banyak tersebut semuanya salah."

Pengarah orang lain dalam perilaku seseorang hendak diterangkan dalam teori-teori jejaring. Dengan menggunakan diksi yang berbeda, gelagat ini juga telah ditangkap oleh orang-orang marketing. Tentu saja, ada berbagai pengecualian, seperti keberadaan benda-benda 'aneh'(lupa istilah ekonominya apa) yang perilakunya tidak dipengaruhi harga, orang-orang yang sengaja menantang arus, dll.

Jika dikaitkan dengan hukum kelembaman yang telah ditafsirkan secara bebas oleh Yuti, maka menjadi bagian dari massa merupakan sebuah kenyamanan. Artinya seperti ini, ketika sebuah benda diam akan digerakkan, tenaga yang harus dikeluarkan harus melewati sebuah ambang tertentu. Setelah melewati ambang tersebut, energi yang dikeluarkan tidak perlu sebesar energi awal, kecuali jika ingin menambah spesifikasi tersebut(misal: menambah kecepatan).

Begitu pula ketika bicara tentang masyarakat, keadaan suatu masyarakat merupakan suatu kondisi yang lembam, dan sulit berubah. Usikan kecil mungkin akan langsung tertolak, atau langsung distabilkan oleh sistem dengan hubungan yang simetris(pengusik akan memperoleh dampak sebagaimana yang diusik). Kalaupun pengusiknya kecil, maka ia harus memiliki tekanan yang besar(woho, jadi teringat pertanyaan, mana yang lebih merusak antara kaki gajah, atau sepatu hak 8 cm?). Trus besarnya pengaruh juga terlihat dari galat antara kondisi awal dengan apa yang dibawa. Kalau pendekatannya konflik, maka perubahan yang dibawa bisa lebih besar, meski memakan korban yang juga lebih besar.

Nah, yang menarik minatku adalah diamakah posisi sebuah aktor dalam jejaring yang kompleks? Dan pandangan bahwa tiap orang sejatinya memiliki peran dalam jejaring tersebut. Entah tinggal nyari, dicariin, atau proses seleksi alam yang akan menempatkan dirinya dalam keadaan tersebut(seperti konsep penyembuhan luka, dimana masing-masing sel akan memperbaiki dirinya sendiri).

Woho, ngga terstruktur banget nih, alur berpikirnya...

2 comments:

Anonymous said...

Usikan kecil bisa berpengaruh besar kalau dilakukan oleh aktor yang pas.

Ini dan faktor-faktor lain dibahas di Tipping Point by Gladwell. You might not agree with him, but he's a great writer, and his book is very enjoyable.

Baca juga "Wisdom of Crowds".

Cheshire cat said...

Yup, I've read it, and founding his book is very enjoyable I continued it with his second book, Blink.

Aku belum baca "Wisdom of Crowds", baru lihat sedikit ulasannya saja di web. Dari beberapa ulasan yang aku baca, buku itu aku bayangkan akan banyak bercerita mengenai agregasi.

Hmm.. ada yang berbaik hati mau meminjamkan?

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...