Monday, July 30, 2007

Brutal

Whuahaha... aku dibilang brutal gara-gara menggunakan konsep yang ngga diketahui asal muasalnya. Lagi ngomongin statistik sih sebenarnya, dan aku mencoba memberi pembelaan yang cukup logis. Tapi karena pada dasarnya menurutku statistik itu kasar, makanya pembelaanku juga ngga kuat, dan jadilah aku dibilang brutal. Hihi...

Sebenarnya ada rumus-rumus di analisis yang sama persis dengan statistik. Aku menemukan kesamaan itu ketika belajar tentang entropi, dan di beberapa lemma yang aku gunakan untuk membuktikan teorema. Tapi meski penurunannya sama banget, penafsirannya(pemetaan antara persamaan dengan keadaan yang dijelaskan) berbeda. Nah, penafsiran inilah yang membuatku merasa statistik kasar. Kalau di analisis, matematika adalah untuk matematika, maka di statistik, aku merasa matematika ditempel dengan dunia sosial yang aku ngga ngerti asal muasalnya. Akibatnya logika di kepalaku ngga jalan(asumsi: dikepalaku ada sistem logika tertentu, huehehe).

NB: peace untuk temen-temenku di statistik. Yuti-nya aja yang rada lemot kalau menghadapi statistik:)

2 comments:

Anonymous said...

statistik = pragmatik or simplifikasi, yang memang dibutuhkan supaya tidak masuk dalam turbulensi masalah. Problem sosial memang tidak semudah menjabarkannya kedalam metoda statistik, tapi perlu ada breakthrough melalui model yang disimplifikasi dengan cara statistik. Tinggal pilih mau tenggelam dalam turbulen atau mau keluar dg cara pandang simplifikasi.

Cheshire cat said...

Setuju, meski entah kenapa simplifikasi memunculkan konotasi negatif di kepalaku, padahal model apapun, baik sistem dinamik, eksponensial, graf, dll juga merupakan simplifikasi. Dan All Model are wrong, kalau kata Sterman(penganut sistem dinamik).

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...