Monday, July 30, 2007
Hening
Menyusuri waktu dalam kesendirian rasanya cukup menyenangkan. Tanpa rencana, tujuan, pun kawan berbincang. Menikmati perayaan waktu dalam pengamatan. Bukan jalan yang berdebu, bukan pula warna-warni billboard yang menantang untuk tak dibaikan, tapi lintasan-lintasan yang melayang, ketika mengantri, atau menyusuri lorong-lorong pusat perbelanjaan. Raut wajah kesal, bosan, hingga gerutuan menunggu giliran menjadi selang yang menyenangkan. Senang menjadi normal, melakukan hal-hal sederhana yang terasa mahal jika tengah dikejar deadline.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Untuk Papa
Papa … Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat Tapi jasa papa tetap melekat Hangat itu tetap mendekap ...
4 comments:
senang, bahagia atau apalah namanya
kadang
hanya hal sederhan, yang murah dan mudah didapatnya ....
kadang ...
kadang ?
dei
---
betul, kebahagiaan itu bukan diukur oleh kesenangan material, atau berlimpahnya hal-hal fisik yang dibutuhkan.
mungkin, kadang2 (malah sering?) kita yg 'terlena' dgn hal2 yg kurang prioritas, entahlah...
Apa beda hening, sunyi, dan sepi?
@dei: hal sederhana yang kadang diperoleh ketika kita tidak mencari..
@elvy:yup, karena itu ada metode kualitatif, dimana segalanya tergantung konteks dimana ia hadir...
@zen: hening bagiku adalah saat aku bisa berbincang dengan diriku sendiri
sunyi...
saat mendengarkan nurani
sepi...
kadang diperlukan, tapi kadang tak dikehendaki
Post a Comment