Monday, January 23, 2012

Andre

Apakah agama seperti cinta? Ia tahu apa yang dirasakannya tak masuk akal, namun dengan logika yang dimilikinya, ia tak juga mampu menghapus bayang Kemala. Apakah ini yang menyebabkan Kemala melakukan ritual lima kali sehari yang tak dimengertinya? Awalnya Andre mengira agama menyebabkan seseorang menjadi fanatik dan berpikiran sempit, namun perkenalannya dengan Kemala menghapus semua dugaan itu. Kemala adalah salah satu orang paling stabil yang pernah dikenalnya. Kalau dulu ia menganggap alkohol sebagai salah satu cara mencapai keseimbangan, kini ia tak yakin lagi. Ia menyukai bagaimana zat itu menurunkan tingkat kewaspadaannya. Membuatnya lebih santai, meski ia menolak menghilangkan seluruh kesadarannya. Ia senantiasa bangga dengan kontrol yang ia miliki. Senin hingga Jum'at untuk kegiatan produktif dan Sabtu-Minggu untuk menjadi konsumtif, bangun siang, mencari tempat makan enak, bercengkrama dengan Kemala, atau menonton pertandingan sepakbola.

Ia kehilangan keseimbangan dan mungkin ini sesuatu yang lebih besar dari Kemala ...

1 comment:

raharjaurip said...

Sekedar bersandar dari letih, pun galau mungkin. Tuhan pun cinta bukan kepemilikan, memiliki tak lain dari ujud penjajahan atas yang dimiliki. Tuhan aku percaya akan tetap menjaga bersama lembut kasih dan maafNya, pun cintamu aku percaya ada lembut kasih diantara nafas kalimat. Aku hanya menunggu keduanya dengan tari-tari, hingga saat dingin malam tak terasa lagi, ketika hari gelap itu datang menjemput, bersama senyum suci yang sejak aku ada telah setia menunggu.

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...