Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasehati supaya menetapi kesabaran.(QS 103:1-3)
Ya Allah sudah 21 tahun aku hidup dalam nikmat-Mu. Adakah syukur senantiasa terucap dibibirku, apakah hatiku senantiasa mengingat-Mu? Apakah jutaan, milyaran kekhilafahan menjauhkan diriku dari-Mu? Pembenaran-pembenaran yang kadang memberikanku sedetik waktu untuk berpaling dari-Mu, namun kemudian kembali larut penyesalan yang dalam…
Ketika aku bertanya tentang banyak hal, berkawan ragu dan bimbang, Kau senantiasa menghadirkan kasih-Mu. Manusia-manusia yang dapat mendekatkan diriku pada-Mu. Kadang mereka tidak cukup, maka lewat kalimat-kalimat-Mu, Kau menceritakan banyak kisah mengenai manusia, mengenai kepercayaan dan kasih sayang. Lalu masih adakah alasan buatku untuk berpaling?
Ilmu-Mu yang kadang hadir dengan sedemikian rupa, kadang membuat kepalaku menggeleng-geleng heran. Sehari, seminggu, sebulan, setahun bahkan bertahun-tahun aku coba resapi semua. Larut dalam prasangka-prasangka, tapi aku tahu Kau akan selalu ada. Dalam malam menjelang fajar tiba, Kau jadi satu-satunya pendengarku, mulai kisah indah hingga kejadian yang membuatku gundah.
Sudah berapa lama aku tak merasakan bercengkrama dengan-Mu. Sungguh, tak ada yang dapat kukambinghitamkan, namun kalau boleh biarkan aku menyesali sang waktu yang berjalan searah. Seandainya dapat kuulang, akankah aku berubah? Agar tak ada sesal dan gundah, ataukah kesalahan-kesalahan ini melengkapi kisahku sebagai manusia?
Ya Allah, terimakasih atas segala kasih yang Kau berikan padaku. Melalui sunatullah-Mu aku dapat bertemu dengan sahabat-sahabat yang dapat mendekatkan-Ku pada-Mu. Lewat kecintaan mereka pada-Mu, melalui prasangka-prasangka baik, dan juga kepedulian pada sesama. Bukankah tolong menolong, menjaga aib saudara, silaturahmi merupakan wajah-Mu di bumi, agar manusia senantiasa mengingat-Mu, dan yakin bahwa mereka tak pernah sendirian.
Baru saja aku baca kisah mengenai keluarga dalam buku jalan hidup, kata-kata-Mu yang terangkai dalam ayat-ayat kauniyah. Syukurku terperangkap dalam untaian huruf A-Z, perasaan-perasaan yang tak dapat terungkap lewat kata. Kebahagiaan tiada habisnya dengan memiliki ayah dan ibu yang senantiasa mencurahkan kasih sayang tanpa syarat. Tak pernah menghakimi segala tindakan yang kuperbuat, namun senantiasa hadir kala aku kalah menaklukan hidup. Tak pernah mempertanyakan jalan yang kutempuh, namun senantiasa ada saat aku tersesat.
Ada sebuah kisah, mengenai waktu yang memakan kenangan manusia. Bolehkah kupanjatkan doa agar kasih-Mu senantiasa terukir dalam keadaan sempit maupun lapang, kala aku masih muda hingga usia renta, berada ataupun tiada. Mengabadikan segala nikmat-Mu yang telah kuterima semenjak aku berada di dunia fana hingga akhirnya aku harus kembali menghadap.
Ya Allah, bolehkah aku meminta satu hal lagi, agar Kau menjaga orang-orang yang aku sayangi, melalui udara kehidupan, desiran angin, bintang malam, mentari siang, agar mereka senantiasa mengingat-Mu, mengingat diri mereka sendiri, mengingat kemanusiaan, agar tak ada lagi udara kebencian yang menyerap habis kebahagiaan. Agar mereka semua dapat menuju-Mu, jannah-Mu, cinta-Mu…
3:28, tepat 21 tahun yang lalu…
No comments:
Post a Comment