Kemarin aku nonton teman sebimbinganku seminar. Salah seorang pengujinya sama denganku. Sebelum seminar dimulai, aku sempat mengobrol.
Bpk : Sekarang dimana Yut, udah jadi wartawan?
Me : Ngga pak, sekarang kuliah lagi di studi pembangunan
Bpk : Lho, ke studi pembangunan, kirain bakal ngambil Fikom Jurnalistik?
Me : Ngga pak, kalau mau jadi wartawan mending terjun langsung nyari pengalaman.
Selang beberapa waktu kemudian...
Bpk : Wah, ini dia kesalahan terbesar, TA-nya shock wave, tapi ngelanjutin ke studi pembangunan.
Me : Kalau masalah entropi di studi pembangunan juga ada, Pak. Lagian TA yang penting proses belajarnya.
Bpk : Iya juga, matematikanya gimana?
Me : Ada game theory, sistem dinamik, tergantung mau dipake atau ngga(ujarku sambil nyengir).
Hmm... kalau melihat perkembangan bacaanku sekarang, kebanyakan tentang difusi teknologi dengan pendekatan historis. Ada sih buku yang menggunakan teroi graf, tapi aku malah kurang tertarik, kecuali kurva logistik yang digunakan untuk menjelaskan penyebaran teknologi. Apa aku mulai bikin blog tesis ya? Minggu lalu udah ada forum pra tesis, dan aku menjawab minatku adalah perpaduan antara cultural studies dalam konteks teknologi. Masih belum yakin juga arahnya kemana, kalau mau yang keren, asyiknya mirip-mirip kajian Bandung Fe, tapi asi masih rada bingung.
Satu hal yang pasti, kajian teknologi. Mengenai alat aku belum pasti. Kalau bisa menggunakan konsep math, asyik juga, soalnya kadang suka kangen ngotak-ngatik persamaan. Bukan karena filosofinya, tapi ngotak-ngatik persamaan lebih mirip kaya ngerjain TTS, atau teka-teki. Hmm.. tapi mungkin kemampuanku untuk itu akan bekurang kalau makananku sehari-hari buku tanpa simbol.
No comments:
Post a Comment