Monday, April 30, 2007
Happy Monday!
Hipi... tugas hukum akhirnya udah kukumpulin, meski ngga begitu yakin hasilnya gimana. Kurang tugas inovasi yang harus dirombak abis, dan deadline dari Berkala yang mau aku kerjain nanti malam. Proyek energi juga udah mau jalan, tadi baru konsolidasi yang hasilnya sangat sejalan dengan tesisku. Waktu dikasih liat tanggungjawabku, aku udah cengar-cengir aja kesenengan. Whooaaa.... dosenku tau aja apa yang kumau, makasih ya Pak.
Friday, April 27, 2007
Kangen
Tadi baru dapet sms dari salah seorang narasumber buat tesisku. Beliau menawarkan sebuah model matematik, dan juga perhitungan bisnis pengembangan pertanian. Hmm... tiba-tiba aku teringat kuliah pemodelan waktu s1 dulu. Saat itu aku memodelkan kurva tumbuh bakteri menggunakan program Maple. Whoaaa... kayanya masa-masa itu koq udah lama banget. Satu-satunya yang cukup matematis di studi pembangunan mungkin kuliah ekonomi, tapi kuliahnya ngga menarik banget, terutama karena matematiknya yang praktis banget. Alhasil waktu baca artikel dan buku Lator aku malah teringat diagonalisasi Cantor, karena ada detour-detournya gitu.
Hah, kayanya aku butuh jeda dulu...
Hah, kayanya aku butuh jeda dulu...
Thursday, April 26, 2007
Follow the Actor
Ternyata menjadi seorang peneliti sosial mirip dengan detektif, yaitu menelusuri kepingan-kepingan petunjuk. Mungkin sedikit mirip juga dengan wartawan, yang harus melakukan sederetan wawancara untuk mencari kaitan-kaitan yang tersembunyi. So' sekarang sih aku udah punya target. Kerangka penelitianku sederhanya adalah mengikuti target itu ngapain aja, terutama yang memiliki relasi dengan pengembangan bioenergi. Prinsip kerjanya mirip dengan yang dilakukan oleh Latour, yaitu mengamati pola kerja ilmuwan, dan sekalian aja ngeliatin polah dosen-dosenku, atau dengan kata lain, memformalkan hobiku menganalisa orang dalam bentuk tesis. Wow, menyenangkan sekali.
Sebagai rujukan, ada buku Science in Action, dan artikel Give Me A Laboratory and I Will Raise the World karangan Latour. Isinya seputar bagaimana ilmuwan membawa ilmu mereka ke masyarakat. Well, pembimbingku mengistilahkan itu dengan epistemik system, tapi aku sedikit terganggu dengan istilah itu, jadi aku lebih memilih menggunakan Teori Jejaring Aktor aja sebagai landasan. Masalah label nanti aja kalau permasalahannya udah jelas. Ngomong-ngomong tentang label lucu juga, aku ampe bilang sakit perut ngedenger kata itu. Pembimbingku cuma mesem-mesem aja, ngga bisa ngasih sanggahan. Dan daripada jadi ngga bermakna(buatku), mending kata itu dibuang aja.
Sebagai rujukan, ada buku Science in Action, dan artikel Give Me A Laboratory and I Will Raise the World karangan Latour. Isinya seputar bagaimana ilmuwan membawa ilmu mereka ke masyarakat. Well, pembimbingku mengistilahkan itu dengan epistemik system, tapi aku sedikit terganggu dengan istilah itu, jadi aku lebih memilih menggunakan Teori Jejaring Aktor aja sebagai landasan. Masalah label nanti aja kalau permasalahannya udah jelas. Ngomong-ngomong tentang label lucu juga, aku ampe bilang sakit perut ngedenger kata itu. Pembimbingku cuma mesem-mesem aja, ngga bisa ngasih sanggahan. Dan daripada jadi ngga bermakna(buatku), mending kata itu dibuang aja.
Wednesday, April 25, 2007
Childish
The Part of You That No One Sees |
You are innocent, sweet, and young at heart. You present a purity that many people find appealing. However, you are often tired of people treating you like a child. Underneath it all, you enjoy being babied and pampered. You have been known to feign inexperience to get out of sticky situations. You fear getting old and losing your childlike charms. |
Hihi, kerjaan iseng kalau lagi ada waktu luang adalah mengikuti semacam tes personality, dan salah satu hasilnya kaya di atas. Gw banget ngga ya? Biar orang lain aja deh yang menilai.
Monday, April 23, 2007
Yootle
Hihi, ini karena yuti kebanyakan informasi, jadilah Yootle. Whoah, seperti biasa, menjelang akhir-akhir semester tugas bikin paper banyak banget. Jangan tanya, kondisi meja belajar kaya gimana, penuh banget dengan buku. Tadi pagi ada empat tumpukan yang memenuhi meja. Untung dalam waktu dekat aku ngga akan menghadapi ujian makro, satu-satunya mata kuliah yang masih memerlukan meja yang bersih, dan kertas orat-oret.
Ngomong tentang meja, artinya ngomongin tentang isi otakku yang lagi penuh dengan informasi. Dan kadang mencari teman diskusi juga ngga gampang. Alhasil, aku cuma jadi penimbun informasi aja, tanpa dielaborasi lebih lanjut. Tadi (akhirnya) aku dapet komen tentang kerjaanku, dan bener aja komennya, tulisanku divergen banget. Haiya, paper kan sama juga dengan yuti+Google. Hehe, parah banget ya tingkat adiksiku ama Google. Tentu aja, seninya adalah memodifikasi apa yang udah ada menjadi suatu hal yang baru.
Yaa... semoga aja nanti malem, si Yootle bisa sedikit berkreasi...
Ngomong tentang meja, artinya ngomongin tentang isi otakku yang lagi penuh dengan informasi. Dan kadang mencari teman diskusi juga ngga gampang. Alhasil, aku cuma jadi penimbun informasi aja, tanpa dielaborasi lebih lanjut. Tadi (akhirnya) aku dapet komen tentang kerjaanku, dan bener aja komennya, tulisanku divergen banget. Haiya, paper kan sama juga dengan yuti+Google. Hehe, parah banget ya tingkat adiksiku ama Google. Tentu aja, seninya adalah memodifikasi apa yang udah ada menjadi suatu hal yang baru.
Yaa... semoga aja nanti malem, si Yootle bisa sedikit berkreasi...
Friday, April 20, 2007
3R
Huaaa... aku ngga tau sama sekali mau nulis apa buat hukum, mana harus puluhan halaman lagi. Waktu nanya jumlah halaman minimum, dengan becanda dosennya jawab 100 halaman juga boleh. Emang sih becanda, tapi dari surfing di net, tulisan hukum emang panjang-panjang, dan aku sama sekali belum ada bayangan. Kayanya tentang hukum dan demokrasi, tapi tulisanku yang buat inovasi tetap aja ngga bisa kepake, karena pendekatannya demokrasi yang eksak, bukan sosial. Opsi lain adalah menggunakan tugas pesisir, mengenai penambangan pasir. Kalau temanya ini, aku ada bahan bacaan banyak banget. Yaa... itung-itung aku menggunakan semangat Reduce, Reuse, Recycle, jadi tulisan-tulisan yang udah ada, aku pake lagi. Tentu aja dengan sentuhan baru. Dosenku aja pernah bilang, dari keywords suatu paper, beliau bisa bikin tesis baru. Artinya, hihi, kembali ke 3R.
Thursday, April 19, 2007
Biru
Mata lautnya menyimpan kedukaan mendalam.
NB: Entah kenapa aku harus melihat pemandangan ini, lagi dan lagi.
NB: Entah kenapa aku harus melihat pemandangan ini, lagi dan lagi.
...
Bingung, karena...
Lagi ngga ada target di kantor
Tugas hukum belum kesentuh
Rencana untuk beberapa bulan ke depan
Cita-cita yang masih berubah-ubah antara sosial dan eksak
Novel yang senada dengan The Known World hingga membuat gelisah
Narasumber buat tesis yang belum ngasih balesan
Ngga biasanya aku apes dalam hal memperoleh narasumber. Well, selalu ada yang pertama untuk segala hal, meski kalo ngga enak, angka nol juga bagus. Ngapain ya? Bosen bacain jurnal atau buku-buku ilmiah, ngga rame, meski keadaannya jauh lebih tenang dari membaca permasalahan rasis, pertentangan antar klas, agama yang membuat cacing-cacing di kepalaku gerah. Kadang asyik bermain dengan teori, seasyik mengisi sudoku atau memecahkan teka-teki, tapi ngomongin teori sosial tanpa melihat realita seperti makan roti dengan kecap, alias salah secara ontologi. Haiya, dan sejak kapan permasalahan ontologi nyasar ke selera?
Kemarin aku abis bimbingan, dan sekalian aja bilang kalau aku ngerasa bimbingannya divergen banget. Mungkin karena itu, abis bimbingan dosenku nelpon buat ngasih arahan yang lebih praktis. Jadi kalau mau diitung-itung, sebenarnya bimbingan yang efektif cuma makan waktu 10 menit, dan dua jam sisanya acara dongeng. Seperti kakek tua berjenggot dengan buku tebal, yang bercerita mulai dari sejarah sampai masa sekarang, lengkap dengan ekspresi terharu dan semangat pada bagian tertentu. Parah nih, otak kananku bekerja jauh lebih cepat dibanding otak kiri.
Lagi ngga ada target di kantor
Tugas hukum belum kesentuh
Rencana untuk beberapa bulan ke depan
Cita-cita yang masih berubah-ubah antara sosial dan eksak
Novel yang senada dengan The Known World hingga membuat gelisah
Narasumber buat tesis yang belum ngasih balesan
Ngga biasanya aku apes dalam hal memperoleh narasumber. Well, selalu ada yang pertama untuk segala hal, meski kalo ngga enak, angka nol juga bagus. Ngapain ya? Bosen bacain jurnal atau buku-buku ilmiah, ngga rame, meski keadaannya jauh lebih tenang dari membaca permasalahan rasis, pertentangan antar klas, agama yang membuat cacing-cacing di kepalaku gerah. Kadang asyik bermain dengan teori, seasyik mengisi sudoku atau memecahkan teka-teki, tapi ngomongin teori sosial tanpa melihat realita seperti makan roti dengan kecap, alias salah secara ontologi. Haiya, dan sejak kapan permasalahan ontologi nyasar ke selera?
Kemarin aku abis bimbingan, dan sekalian aja bilang kalau aku ngerasa bimbingannya divergen banget. Mungkin karena itu, abis bimbingan dosenku nelpon buat ngasih arahan yang lebih praktis. Jadi kalau mau diitung-itung, sebenarnya bimbingan yang efektif cuma makan waktu 10 menit, dan dua jam sisanya acara dongeng. Seperti kakek tua berjenggot dengan buku tebal, yang bercerita mulai dari sejarah sampai masa sekarang, lengkap dengan ekspresi terharu dan semangat pada bagian tertentu. Parah nih, otak kananku bekerja jauh lebih cepat dibanding otak kiri.
Tuesday, April 17, 2007
Hihi
Hihi....
NB: versi sopan dari ketawa ngakak karena ngeliat ekspresi mukanya yang takut kuledekin.
NB: versi sopan dari ketawa ngakak karena ngeliat ekspresi mukanya yang takut kuledekin.
Jingga
Dalam waktu yang melambat, rintik menyajikan sebuah tarian sebelum terhempas mencium tanah. “Terimakasih,” ujarku lewat bahasa semesta, dan sebagai balasan kau tersenyum. Sunyi menjadi satu-satunya bahasa.
“Mengapa kau diam?”
“Karena aku tak ingin waktu menghempaskan saat ini begitu saja. Biarlah rasa menciptakan ruang dan waktunya sendiri, dimensi yang melampaui semua definisi dan kata-kata.”
“Seperti cinta?”
“Aku tak tahu. Menurutmu?”
“...”
“Mengapa kau diam?”
“Karena aku tak ingin waktu menghempaskan saat ini begitu saja. Biarlah rasa menciptakan ruang dan waktunya sendiri, dimensi yang melampaui semua definisi dan kata-kata.”
“Seperti cinta?”
“Aku tak tahu. Menurutmu?”
“...”
Rintik kembali turun, waktu berjalan kembali.
“Terimakasih,” ujarku, kali ini lewat kata. Namun lagi-lagi kau hanya tersenyum.
Monday, April 16, 2007
Cure!
Hehe, seneng banget karena koneksi internet di kantor udah lancar lagi. Sehati banget ya ama kondisi flu-ku yang udah kian membaik, haha, apa hubungannya coba, yang jelas aku jadi lebih semangat untuk mulai mencari bahan-bahan untuk tesis lagi. Tadinya sih udah males, tapi Jum'at kemarin baru dapet artikel dan mulai ada kejelasan arah tesisku mau kemana, so' sekarang tancap terus. Dari beberap artikel yang aku baca, auranya fisika modern banget, sekalian aja aku jadiin matematika banget. Di tugas inovasi misalnya, aku masukin Teorema Godel. Yes, akhirnya... bisa juga menggunakan teorema itu di paper, selain teorema itu, aku masukin juga beberapa konsep matematika yang lain. Kan inovasi, jadi harus bisa beda, ya ngga?
Karena kemarin weekend, aku belum baca artikel yang dikasih. Mumpung mudik, sekalian istirahat. Alhasil kerjaanku banyakan tidur 'n makanan buah biar proses recovery-ku bisa makin cepet. Sekarang mulai lagi jadi upik abu, baca banyak buku, dan nangkring di depan kompie buat ngerjain tugas-tugas. Cayo Yut!
Karena kemarin weekend, aku belum baca artikel yang dikasih. Mumpung mudik, sekalian istirahat. Alhasil kerjaanku banyakan tidur 'n makanan buah biar proses recovery-ku bisa makin cepet. Sekarang mulai lagi jadi upik abu, baca banyak buku, dan nangkring di depan kompie buat ngerjain tugas-tugas. Cayo Yut!
Thursday, April 12, 2007
Katarsis
Dan menulis memang menjadi katarsis yang menyenangkan.... selain berkhayal tentunya. So', dengan menggunakan teori konspirasi, tampaknya terjadi ketegangan diantara dua dosenku, dan aku turut terkena imbasnya. Memang belum jelas, tapi aura-auranya keliatan, atau bisa jadi karena aku lagi dalam kondisi negatif karena flu, jadi semuanya jadi terbawa aura hitam. Hmm... tapi tanda-tandanya cukup jelas koq, dan bukan aku aja yang merasakan ketegangan ini.
Well, cari asyiknya aja, meski tesisku lagi macet karena ada bagian membosankan yang ilang dari kompi-ku, dan aku masih ngga mood untuk ngulang. Padahal besok udah harus presentasi bab1 sebagai pengganti ujian akhir. Suara parau, otak tumpul, hidung berair dan besok presentasi... Owh, I really need a vacation
Well, cari asyiknya aja, meski tesisku lagi macet karena ada bagian membosankan yang ilang dari kompi-ku, dan aku masih ngga mood untuk ngulang. Padahal besok udah harus presentasi bab1 sebagai pengganti ujian akhir. Suara parau, otak tumpul, hidung berair dan besok presentasi... Owh, I really need a vacation
Tuesday, April 10, 2007
Menunggu
Menunggu menjadi kawan akrabku belakangan ini. Kemewahan apa yang kuperoleh hingga aku menghabiskan detik demi detik tanpa melakukan apapun? Menggerutu, ngedumel, atau segala caci maki menjadi beberapa pilihan menu yang menarik. Tapi akhirnya aku urung, aku tetap setia pada sunyi, antara aku, hatiku, dan ketidakpastian.
NB: ternyata gerimis siang itu indah
NB: ternyata gerimis siang itu indah
Monday, April 09, 2007
Rokok
Aaargh! Badanku bau rokok. Mana lagi batuk lagi, lengkap sudah kombinasi mau batuk, pengap, dan asap. Lain kali, niup-niup asapnya lebih mencolok aja kali ya, biar para perokok itu nyadar ada hak orang lain yang ingin memperoleh udara bersih. Aku sendiri cukup toleran ama perokok di ruang yang cukup luas, dengan sirkulasi udara cukup baik, tapi kalau ruangannya sempit, kan jadi ngga lucu.
Berhubung lagi hobi ngomongin epistemik kultur, keliatan banget kalau kesadaran orang Indonesia akan hak-hak orang lain masih rendah. Hey, Yut, koq malah main generalisir sih? Sori dori banget, abis bukan sekali dua kali aja aku mengalami hal seperti ini, dan bukan sebatas rokok aja. Well, rokok hanya menjadi salah satu pemantik, diantara segala macam kekacauan kultural lainnya. Lagi males yang serius-serius. Sekarang aja udah dapet pinjeman buku lagi, Democracy and Technology. Isinya berkisar praksis teknologi yang demokratis gitu deh. Aku baru baca bagian depannya doang, dan udah sedikit overdosis dengan bacaan serius. Harus cepet-cepet cari buku cerita asyik. Kalau ada yang melarikan stres ke rokok atau film, aku memilih buku fantasi, semisal Harry Potter, Eragon, Artemis Fowl.
Berhubung lagi hobi ngomongin epistemik kultur, keliatan banget kalau kesadaran orang Indonesia akan hak-hak orang lain masih rendah. Hey, Yut, koq malah main generalisir sih? Sori dori banget, abis bukan sekali dua kali aja aku mengalami hal seperti ini, dan bukan sebatas rokok aja. Well, rokok hanya menjadi salah satu pemantik, diantara segala macam kekacauan kultural lainnya. Lagi males yang serius-serius. Sekarang aja udah dapet pinjeman buku lagi, Democracy and Technology. Isinya berkisar praksis teknologi yang demokratis gitu deh. Aku baru baca bagian depannya doang, dan udah sedikit overdosis dengan bacaan serius. Harus cepet-cepet cari buku cerita asyik. Kalau ada yang melarikan stres ke rokok atau film, aku memilih buku fantasi, semisal Harry Potter, Eragon, Artemis Fowl.
Thursday, April 05, 2007
Epistemology
Back to ... kuliah. Masih ada beberapa tugas kuliah yang belum aku mulai, abis si mbah mood belum mau diajak menelusuri hukum. Jadi sekarang beresin inovasi dan bab 1 tesis dulu, terutama karena di dua kuliah itu aku bisa bermain-main dengan filsafat dan teori antah berantah. Tadi waktu di mobil dalam perjalanan ke Jakarta, terjadi perbincangan yang menarik dengan papa, ceritanya tentang orang Cina yang menerapkan/mempraktekkan kebijakan 1 anak ke dalam kehidupan sehari-hari. Otomatis aku inget fraktal dan epistemic culture. Hahaha, biasalah, kalau orang udah jatuh cinta ama suatu hal segala sesuatu pasti langsung dikaitkan dengan hal yang dicintai itu, jadilah kepalaku mulai membuat relasi-relasi.
So' ceritanya karena pemerintah Cina ingin menyukseskan kebijakan 1 anak, tiket, tunjangan anak, paket spesial di restoran, semuanya dirancang untuk memberi kemudahan untuk keluarga dengan anak 1. Prinsip ini sesuai dengan kultur epistemik dalam kacamata Knorr-Cetina yang menyoroti relasi antara nilai-nilai yang ada dalam suatu komunitas dengan praktek/artifak yang bisa diamati dalam komunitas tersebut. Dalam bahasa, hal ini juga bisa diamati dari kosakata yang merujuk pada penjelasan mengenai suatu hal. Seperti yang diceritakan Ales ketika membahas gagasan Choamsky, ketika menceritakan bagaimana orang Eskimo memiliki banyak istilah untuk menjelaskan salju. Banyaknya istilah ini merepresentasikan tingkat kepentingan suatu hal bagi suatu komunitas.
Di Indonesia? Hmmm... cukup sulit, karena dari pengamatanku pemetaan antara nilai dengan sebuah praktek atau artifak tidak stabil, dan kalaupun ada, relatif berubah dengan cepat. Well, sebuah keplin-plan-an kan juga merupakan sebuah sikap, meski sikap yang susah ditelusuri maknanya.
So' ceritanya karena pemerintah Cina ingin menyukseskan kebijakan 1 anak, tiket, tunjangan anak, paket spesial di restoran, semuanya dirancang untuk memberi kemudahan untuk keluarga dengan anak 1. Prinsip ini sesuai dengan kultur epistemik dalam kacamata Knorr-Cetina yang menyoroti relasi antara nilai-nilai yang ada dalam suatu komunitas dengan praktek/artifak yang bisa diamati dalam komunitas tersebut. Dalam bahasa, hal ini juga bisa diamati dari kosakata yang merujuk pada penjelasan mengenai suatu hal. Seperti yang diceritakan Ales ketika membahas gagasan Choamsky, ketika menceritakan bagaimana orang Eskimo memiliki banyak istilah untuk menjelaskan salju. Banyaknya istilah ini merepresentasikan tingkat kepentingan suatu hal bagi suatu komunitas.
Di Indonesia? Hmmm... cukup sulit, karena dari pengamatanku pemetaan antara nilai dengan sebuah praktek atau artifak tidak stabil, dan kalaupun ada, relatif berubah dengan cepat. Well, sebuah keplin-plan-an kan juga merupakan sebuah sikap, meski sikap yang susah ditelusuri maknanya.
Wednesday, April 04, 2007
Perlukah?
Menghapus semua jejak yang mungkin?
Mmm... tiba-tiba hp-ku hang karena kelebihan beban. 846 sms. Akhirnya aku apus aja semua pesan yang ada, tanpa terkecuali. Tapi apakah itu artinya menghapus semua kenangan? Tentu tidak, manusia tidak sesederhana barang yang bisa masuk kotak, atau digit-digit biner yang bisa masuk trash kemudian dienyahkan untuk selamanya. Manusia juga ngga bisa dibakukan dalam sederetan algoritma, meski terkadang kuharap bisa.
Mmm... tiba-tiba hp-ku hang karena kelebihan beban. 846 sms. Akhirnya aku apus aja semua pesan yang ada, tanpa terkecuali. Tapi apakah itu artinya menghapus semua kenangan? Tentu tidak, manusia tidak sesederhana barang yang bisa masuk kotak, atau digit-digit biner yang bisa masuk trash kemudian dienyahkan untuk selamanya. Manusia juga ngga bisa dibakukan dalam sederetan algoritma, meski terkadang kuharap bisa.
Tuesday, April 03, 2007
Dia, Dia, dan Dia
Dia...
Suaranya diiringi kereta yang menjejak meninggalkan Jakarta
Membawa imajiku melayang ke tujuh tahun silam
Badai kenangan menerpa tanpa bisa kucegah
Membawa siang penuh imaji
Dia...
Dengan tatapan yang tak berubah
Meski setahun membentang
Pertanyaan-pertanyaan khas
Membawa petang penuh warna
Dia...
Menjadi jeda di sela-sela kerjaan
Riak dalam sekarang
tuk beradu pikiran
Membawa sore penuh keceriaan
Suaranya diiringi kereta yang menjejak meninggalkan Jakarta
Membawa imajiku melayang ke tujuh tahun silam
Badai kenangan menerpa tanpa bisa kucegah
Membawa siang penuh imaji
Dia...
Dengan tatapan yang tak berubah
Meski setahun membentang
Pertanyaan-pertanyaan khas
Membawa petang penuh warna
Dia...
Menjadi jeda di sela-sela kerjaan
Riak dalam sekarang
tuk beradu pikiran
Membawa sore penuh keceriaan
Monday, April 02, 2007
I Love Monday
Hihi, awal minggu kan harus disambut dengan ceria, terutama untuk minggu yang diakhiri dengan libur panjang, sipiriliiii. Tugas-tugas kuliah masih numpuk, dan akhirnya temanya malah ke energi. Tadinya masih semangat mau ngeledekin pembimbingku dengan ngerjain tugas akhir tentang open source, tapi kayanya kehabisan tenaga, dan mending diseragamin aja ke energi. Awalnya sempet bete sih, trus udah bilang juga kalau keputusanku milih energi lebih karena pertimbangan rasional bukan karena suka ama temanya, tapi akhirnya bisa kembali semangat lagi. Well(kata favoritku belakangan ini), cara ngebujuknya lucu sih, mirip orang yang bersalah bikin anak kecil nangis, dan sebagai kompensasi ngasih permen. Hahaha, dari caraku bikin metafor keliatan banget kehidupan dunia fantasiku.
Kalau dianalisis menggunakan Teori Jejaring Aktor, seseorang bisa dijelaskan dengan melihat keterkaitannya dengan orang lain. Nah, artinya, cara pandangku bisa ditelusuri dari aktor-aktor yang terkait ama aku. O iya minggu ini aku ikut training tentang cara sukses interview. Ikutnya ngga terencana banget, padahal awalnya udah ada rencana mau ke nikahan temen, eh, taunya malah seharian ikut training. Trus besoknya, ada acara dadakan lagi, jadi pembicara ngedampingan mas Anton. Acaranya akhirnya jadi lebih mirip sharing karena yang dateng kebanyakan anak Aksara. Seneng, karena akhirnya aku udah mulai berani ngomong, meski masih sedikit belepotan.
Belajar lumayan banyak, weekend kemarin, dan mulai merumuskan rencana 5 tahun ke depan. Haha, secara 2 kejadian kemarin aja mendadak, tapi setidaknya ada rencana yang bisa dikacaukan, hehe. Ngomong-ngomong tentang unplanned, aku protes ama dosenku karena harus mulai nulis buku tesis dari bab 1. Kayanya dosenku ngga pernah nonton Star Wars deh, makanya cinta banget angka 1.
Kalau dianalisis menggunakan Teori Jejaring Aktor, seseorang bisa dijelaskan dengan melihat keterkaitannya dengan orang lain. Nah, artinya, cara pandangku bisa ditelusuri dari aktor-aktor yang terkait ama aku. O iya minggu ini aku ikut training tentang cara sukses interview. Ikutnya ngga terencana banget, padahal awalnya udah ada rencana mau ke nikahan temen, eh, taunya malah seharian ikut training. Trus besoknya, ada acara dadakan lagi, jadi pembicara ngedampingan mas Anton. Acaranya akhirnya jadi lebih mirip sharing karena yang dateng kebanyakan anak Aksara. Seneng, karena akhirnya aku udah mulai berani ngomong, meski masih sedikit belepotan.
Belajar lumayan banyak, weekend kemarin, dan mulai merumuskan rencana 5 tahun ke depan. Haha, secara 2 kejadian kemarin aja mendadak, tapi setidaknya ada rencana yang bisa dikacaukan, hehe. Ngomong-ngomong tentang unplanned, aku protes ama dosenku karena harus mulai nulis buku tesis dari bab 1. Kayanya dosenku ngga pernah nonton Star Wars deh, makanya cinta banget angka 1.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Untuk Papa
Papa … Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat Tapi jasa papa tetap melekat Hangat itu tetap mendekap ...