Sejenak kumatikan pikiran itu, sejenak jingga menggantung di langit senja. Biarkan saja semuanya kembali pada muara, meski ada puluhan jalan menuju ke sana. Toh, semuanya sama saja. Aku, dia, dan berjuta orang lainnya. Entah irisan kehidupan akan mempertemukan aku dengan siapa, atau dengan apa. Belum lagi situasi yang tak mungkin membentuk perulangan. Bahkan jika aku pernah berkhayal seandainya bisa.
Ah jingga, kini telah berubah jadi kelabu. Awan-awan hitam mulai menebal disertai gemuruh. Bukan hatiku kan yang mengaduh, atau angin kini bukan hanya medium tapi juga menjadi tempat berlabuh? Bagi orang yang tengah jenuh, dan mencari tempat untuk berteduh.
No comments:
Post a Comment