Sunday, January 08, 2012
Kemala
Ia memikirkan sebait kemungkinan itu. Kebersamaan tanpa nama. Tak perlu ada ikatan, hanya keberadaan satu sama lain. Dipertemukan ruang dan waktu. Mereka tak perlu terperangkap dengan nama-nama yang ada dalam drama, ia hanya perlu dia. Bukankah itu yang membuat ia bahagia? Ia tahu apa yang ia lakukan mungkin tidak benar. Tapi mereka bisa tetap menjaga hal itu bukan? Menjalankan semua yang mereka yakini tanpa mengorbankan kebersamaan mereka.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Untuk Papa
Papa … Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat Tapi jasa papa tetap melekat Hangat itu tetap mendekap ...
1 comment:
Menebar kerinduan diladang ruang dan waktu diantara sunyi jiwa akan damba lembut mesra teramat menyakitkan, entah seberapa jauh hasrat bertahan, sementara tabir demi tabir mulai terurai dan kau sangat tahu artinya. Benarkah lampu panggung mulai menyala, kita buta skenario, sisi gelap jiwa sudah berdandan bersama iblis diantaranya.
Aku masih ditanah dengan wajah pucat sementara malaikat sibuk menyalakan dupa dan tak hirau waktu aku sapa.
Post a Comment