Thursday, July 15, 2004

Asing

Tadi pagi ketika buka email saya merasa ada orang yang narsis banget. Gila... tapi kemudian saya sadar. Btw, kadang saya kangen pake kata gw. Wislah giliran gw sekarang, buat saya, aku, yuti or kata pengganti orang pertama lainnya tunggu giliran ya... Tapi kemudian gw sadar dalam kadar tertentu semua orang butuh pengakuan dan kadang gw juga begitu. Jadi inget ceritanya Gibran tentang Raja Gila. Suatu ketika seorang nenek sihir menjatuhkan air yang bisa bikin orang gila ke sumber air negara. Semua orang minum kecuali sang raja. Keesokan harinya, rakyat ribut, "Raja kita telah gila, raja kita telah gila..". Namun ketika raja telah minum air yang diberikan ajudannya, raja langsung bahagia karena raja mereka telah sembuh.

Mungkin ini bukan tentang kadar, namun melainkan persepsi. Dan untuk kasus raja itu kebenaran atau standar kenormalan bersifat relatif. Kasus yang sama waktu gw pergi ke badui, gw ngeliatin orang badui yang antik abis, 'n mereka juga ngga kalah antusiasnya mengamati kita di depan rumah. Bayangin diliatin anak2 kecil dan ibu2 dengan pakaian tanpa warna(hitam dan putih). Mungkin bagi suku badui, para pendatang adalah orang2 aneh, namun bagi kami pun mereka cukup mengagumkan. Bayangin aja ngga ada listrik, ngga ada tv, sinyal hp apalagi internet. Mungkin gw bakalan ngga tahan karena kedua hal terakhir. Tapi gw tetep seneng karena bisa terputus dengan dunia, pergi dengan orang2 baru, tidak terhubung. Asing... sekaligus rekat dalam bahasa kemanusiaan.

1 comment:

za said...

yut, ngajak2 dong kalau ke Badui lagi.
Saatnya mencari inspirasi baru lagi......
Oke!

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...