[Episode: Maaf]
bahkan Tuhan pun mau memaafkan
mengapa kita tidak?
Andai aku bisa meyakinkan dirimu untukmemaafkanku. Alasan demi alasan yang kuharap mampumeluluhkan hatimu. Ramadhan yang mendekati usai,ditambah kata-kata yang mengawali surat ini. Namunsetelah segalanya kukemukakan kepadamu, kau masihtetap berhak untuk tidak memaafkan khilafku.Kecewamu akan polahku, kata-kataku yang seringkali tak berkenan, maupun ucapan-ucapan tentangmu yangterlontar tanpa sengaja.
Kau benar ketika berkata, aku tidak tahu bagaimanarasanya. Aku memang tidak tahu. Aku tidak tahuketika polahku, ucapku menancapkan paku-paku dikayu hatimu. Dan meski aku berusaha sekuat tenagauntuk mencabutnya, bekas itu masih ada. Andai mantera waktu itu ada, aku akan membalikan waktu untuk menebus segala kesalahan yang telah kuperbuat. Namun dengan segala lemahku yang bisa kulakukan hanya mengucap maaf.
Aku tahu tiap tahun aku mengucapkan kata-kata inipadamu. Rutinitas tahunan yang mungkin telahmenjadi bagian dari hidupmu, jua hidupku. Tapi meski terdengar sangat klise dan berorde massa(akutahu kau tak suka segala hal yang berbau massa),aku akan terus melakukannya. Tak mudah melakukanhal ini, apalagi dihadapkan pada realitas bahwa oksigen kebencian dan curiga telah begitu meracuniparu-paru kehidupan kita. Meski demikian aku masih tetap berharap suatu saat semuanya akan menjadi lebih baik.
Kawan, apakah satu maafku akan membawa sebuah kebaikan? Hanya kau yang bisa menjawabnya. Ah,bukan, pintaku sama sekali tak ada kaitannya dengan kebaikan, maafmulah yang mampu meredakan ketegangan yang ada. Bahkan kalau kau masih bersikeras untuk menolak permohonanku, aku hanya menduga kau tak melihat perbaikan akan sikapku.
Cukup sulit untuk berubah secara tiba-tiba. Aku memerlukan proses agar lebih menjaga lidahku, sikapku agar tak lagi melukai hatimu. Bahkan, aku tidak bisa memberikan kata-kata, Aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku tidak memiliki pengetahuan akan hari esok, aku hanya bisa berdoadan berusaha agar aku bisa menjadi lebih baik darihari ke hari. Sungguh aku hanya seorang manusiayang lemah.Tak ada kebahagian selain ikhlasmu akan khilafku. Hanya kepada Sang Maha Pemberi Ampun kupintakan balasan yang terbaik untukmu.
Salam sayang selalu,
Kawanmu
NB: Taqabalallahu minna wa minkum, shiyaman wa shiyamakum..
Met mudik, hati-hati di jalan
No comments:
Post a Comment