Friday, November 25, 2005

The One

”Marriage isn’t just about love. Marriage is being with someone that you want to grow old with. So before you say ’I do’, picture yourself growing old with your loved one. If you can’t, then maybe he or she isn’t meant for you. But if you can, then love is worth fighting for.”
(Diany, Bella Donna the Wedding Magazine)

Quotes yang aku ambil dari blog-nya yustika. Kata-kata itu masih ada kaitannya dengan percakapanku dengannya di Gramedia selasa lalu. Imaji akan 'the one'... Sebuah gambaran yang bermain-main di benak, tertawa, berlari-lari meninggalkan sebuah pertanyaan yang tak juga terjawab. Mungkinkah gambaran itu silih berganti, menyajikan rupa satu dengan yang lainnya, hingga ketika tiba saatnya imaji itu akan mewujud menjadi sosok yang utuh? Sebuah pilihan objektif berdasarkan sederet kriteria, atau kriteria menjadi tiada ketika menemukan orang yang mampu mengisi ketidakutuhan diri?

Masih meraba-raba, dan sempat juga terluka. Ternyata jatuh cinta tak hanya memberi satu warna. Mungkin memang belum saatnya, meski kini semua tampak berbeda. Memulai dari awal, belajar, dan mencoba menikmata semesta rasa.


2 comments:

Anonymous said...

when u can see your unborn children, in her eyes, you know, you really love a woman ...

padaku,
semua kriteria menjadi tiada, ketika kita menemukannya ...

semoga, percaya,
yang terbaik pd mu ...

dei

Unknown said...

padaku,
semua kriteria menjadi tiada, ketika kita menemukannya ...


Benar, Dei.

Setiap kali aku ditanya tentang kriteria 'orang pilihan'-ku, seseungguhnya aku tidak pernah bisa yakin dengan jawabanku. Bagaimana mungkin aku bisa menentukannya dengan pasti bagaimana kriteria dirinya bila aku sendiri tidak pernah tahu siapa dirinya?

Hanya ketika kita bertemu dengannya, kita tahu bahwa dialah orangnya...

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...