Thursday, February 22, 2007

Dilema

Dosen A : desa mandiri energi, graf
Dosen B : bioenergi, etnografi
Me : desa mandiri energi, etnografi

Dosen A : pembimbing
Dosen B : penelitian
Me : maunya bimbingan dan penelitian bisa sejalan

Aaaargh, hipiiii, atau ngalir aja? Hehe, kemarin sih masih sibuk dengan yang pertama, tapi sekarang dibawa asyik aja, toh, penelitian memang harus jalan, dan jika menggunakan teori graf ngga memungkinkan, maka pendekatan itu akan gugur dengan sendirinya. Sebenarnya, aku tertarik juga dengan teori graf, tapi karena mau ditarik dari teori jejaring aktor, hasilnya malah jadi terkesan maksa. Kalaupun mau dipaksa, teori graf yang sudah berkembang landasannya statistik, dan bukan kombinatorik sesuatu yang sudah disepakati akan dihindari.

Hmm...., aku ngga suka aja kalau math dijadikan alat legitimasi sebuah teori. Bisa aja hasilnya cukup 'manis' jika didukung dengan seperangkat postulat yang cukup rigid, tapi tetap aja ketika dihadapkan pada subjek sosial hasilnya bisa terkesan sebagai pembenaran. Lebih parah lagi kalau math sampai menjadi mitos, sehingga ketika seseorang melihat pembuktian rumit, tanggapannya langsung iya-iya atau menolak tanpa mengerti landasan berpikirnya. Kekurangannya ngga berhenti sampai disini, teori jejaring aktor menurut pemahamanku didesain sebagai penolakan atas pandangan adanya sebuah grand-theory. Alhasil, teori ini, sifatnya lumayan lokal. Nah, kalau aku mau bikin bentuk formalnya, takutnya aku melakukan sesuatu yang dari mula dihindari oleh para pencetusnya.

Untuk menghindari hal itu, aku bisa aja membuat definisi-definisi yang membatasi penggunaan bentuk formalnya, tapi bagiku rasanya tetap aja absurd. So, what should I do?

No comments:

Untuk Papa

Papa …  Kini senyum itu tak bisa lagi kulihat  Kebaikan itu tak bisa lagi kudapat  Tapi jasa papa tetap melekat  Hangat itu tetap mendekap  ...